Rektor Bantah Mahasiswanya Terjangkit Covid-19 saat Kuliah Tatap Muka

- Selasa, 14 September 2021 | 12:55 WIB
Marianus
Marianus

Rektor Institut Shanti Bhuana (ISB) Bengkayang, Marianus Dinata Alnija buka suara terkait merebaknya kabar ratusan mahasiswanya terkonfirmasi Covid-19. Terkait hal tersebut, Marianus meluruskan bahwa tidak benar apabila ada yang menyebut kasus penyebaran Covid-19 di ISB terjadi dalam perkuliahan tatap muka. Rektor menjelaskan bahwa kasus tersebut terjadi saat mahasiswa masih dalam masa karantina di lingkungan asrama.

“Tidak benar kalau diberitakan bahwa munculnya Covid-19 di antara mahasiswa ISB itu terjadi saat proses perkuliahan tatap muka. Yang benar adalah adanya indikasi Covid -19 ketika Mahasiswa sedang dalam masa karantina,” ungkap Rektor ISB, Senin (13/9) di Bengkayang.

Pria yang akrab dipanggil Romo itu menjelaskan  bahwa pada saat munculnya indikasi kasus Covid-19 di lingkungan ISB, perkuliahan sama sekali belum dilaksanakan. Baik yang di asrama maupun mahasiswa yang tinggal di rumah, dipastikan dia bahwa semuanya masih dalam masa persiapan perkuliahan.

“Beberapa mahasiswa memang ada yang memilih tinggal di asrama baru masuk ke asrama pada tanggal 14 dan 15 Agustus. Aturan pembagian dua gelombang masuk asrama pertimbangan pihak kampus adalah untuk menjaga protokol kesehatan,” terangnya.

“Karena saat mereka masuk pihak kampus mewajibkan kepada semua Mahasiswa untuk menjalankan tes swab antigen dan tes tersebut diadakan di kampus. Pada saat itu hasil tes dari semua mahasiswa yang tinggal di asrama nonreaktif,” tambahnya seperti diberitakan pontianakpost.co.id.

Ia juga menjelaskan, kendati sudah menjalankan tes swab antigen, pihak kampus tetap mewajibkan semua mahasiswa untuk menjalankan masa karantina di asrama, dengan mengikuti SOP prokes. Hal tersebut, menurut dia, sesuai dengan apa yang sudah menjadi bagian dari aturan Asrama.

“Saat masa karantina inilah ada beberapa Mahasiswa yang mengalami gejala-gejala seperti, demam, dan flu. Maka pada tanggal 21 Agustus saat mahasiswa masih dalam proses karantina pihak asrama bekerja sama dengan puskesmas Kabupaten Bengkayang mengambil tindakan dengan melakukan tes swab antigen dan PCR. Dari hasil tes inilah maka ditemukan ada 1 orang Mahasiswa yang dinyatakan reaktif,” bebernya.

“Rentang waktu dari tanggal 15 (September) ke tanggal 21, sekitar enam hari dan mereka masi dalam masa karantina,” timpalnya.

Sementara dari hasil tes pada 21 Agustus, Romo mengungkapkan ada satu orang mahasiswa Asrama ISB yang dinyatakan reaktif. Mengetahui itu, pihak kampus langsung mengambil langkah cepat dengan berkoordinasi bersama Puskesmas Bengkayang.

“Kita juga meminta untuk melakukan proses isolasi mandiri terhadap mahasiswa tersebut. Tentunya dengan penanganan khusus dari pihak ISB dan pihak Puskesmas Bengkayang,” tuturnya.

Selain itu, Romo juga menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi penyebaran yang makin meluas, pihak ISB kemudian mengambil langkah cepat. Mereka melakukan penelusuran ke semua mahasiswa yang sempat berkontak langsung dengan mahasiswa yang terkonfirmasi. Terutama merekak meminta mahasiswa yang melakukan kontak langsung, untuk segera melakukan tes PCR.

“Maka pada tanggal 25 Agustus dilaksanakan tes swab dan PCR yang kedua, kemudian dilanjutkan pada tanggal 27, 30, dan 1 September,” sambungnya.

Dari hasil tes pada tanggal-tanggal tersebut di atas semua mahasiswa yang dinyatakan negatif diperkenankan mereka, untuk kembali ke rumah masing-masing. Sementara yang terkonfirmasi positif mereka arahnya untuk tetap melaksanakan masa isolasi dan perawatan di gedung khusus yang disediakan oleh pihak ISB.

“Mereka yang terkonfirmasi ini mendapatkan penanganan khusus oleh pihak ISB bekerjasama dengan pihak Puskesmas Kabupaten Bengkayang, dengan menjaga gizi makanan, vitamin, olahraga rutin. Semua dibawah pengawasan dan  tanggung jawab ISB,” tegasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Dua Desa di Kabupaten Kapuas Hulu Dilanda Gempa

Kamis, 21 Maret 2024 | 22:06 WIB
X