Sektor Perkebunan Diyakini Jadi Masa Depan Ekonomi Kaltim

- Rabu, 29 Juni 2022 | 08:52 WIB
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ujang Rachmad (kemeja putih) dan Manajer Senior Terestrial YKAN Niel Makinuddin, memberikan keterangan kepada jurnalis di sela acara Apresiasi Lima Tahun Program Perkebunan Berkelanjutan di Kalimantan Timur, Selasa, (28/6).
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ujang Rachmad (kemeja putih) dan Manajer Senior Terestrial YKAN Niel Makinuddin, memberikan keterangan kepada jurnalis di sela acara Apresiasi Lima Tahun Program Perkebunan Berkelanjutan di Kalimantan Timur, Selasa, (28/6).

 

BALIKPAPAN-Sumbangan sektor perkebunan  terhadap  produk domestik regional bruto (PDRB) dan pendapatan asli Kalimantan Timur menunjukkan tren positif.  Kepala Dinas Perkebuhan Provinsi Kaltim, Ujang Rachmad percaya diri, sektor perkebunan bakal menjadi andalan dan menggeser ketergantungan terhadap sumber daya ekstraktif.

Hal itu disampaikan Ujang Rachmad pada acara Apresiasi Lima Tahun Program Perkebunan Berkelanjutan di Kalimantan Timur, Selasa, (28/6) di Balikpapan.

Keyakinan Ujang cukup beralasan. Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)  2021, kontribusi sektor perkebunan  terhadap PDRB Kaltim  sudah menyentuh 4,97 persen  atau setara Rp16,95 triliun berdasarkan harga konstan. 

Namun, berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB  subsektor perkebunan ini mencapai Rp34,52 triliun. Dengan kata lain, naik sebesar Rp4,5 triliun atau 15,14% dari tahun 2020.

Masih dari sumber yang sama, tercatat luas peruntukan lahan untuk perkebunan di Bumi Etam mencapai  3,27 juta hektare.  Dari total luasan tersebut,  yang sudah memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP) sekitar  2,75 juta hektare di mana sekitar 1,28 juta hektare adalah perkebunan  kelapa sawit aktif.

“Angka ini adalah bukti bahwa masa depan ekonomi Kalimantan Timur berada di sektor perkebunan,” kata Ujang optimistis.

Kendati demikian, perkembangan perkebunan kelapa sawit perlu dipastikan memberi keuntungan, dengan tetap menghormati serta melindungi hak-hak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari masyarakat lokal.

Konsep inilah yang disebut dengan perkebunan berkelanjutan. Dengan tujuan mendorong terwujudnya pembangunan perkebunan berkelanjutan, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammerbeit (GIZ), dan Climate Policy Initiative (CPI) bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, serta para mitra kerja, berkolaborasi dalam program pembangunan perkebunan kelapa sawit rendah emisi di Kalimantan Timur sejak 2015.

Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Perlindungan Konsumen, Keamanan Nuklir, serta Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup Jerman (BMU-IKI). 

Selama lima tahun program ini berjalan, Ujang menyebut realisasinya menyentuh angka 96,5 persen. 

“Program pembangunan perkebunan berkelanjutan di Kalimantan Timur, memang sudah berakhir.  Namun, apa yang sudah kami kerjakan bersama adalah modal penting untuk menyukseskan pencapaian pembangunan hijau di Kalimantan Timur,” kata Manajer Senior Terestrial YKAN Niel Makinuddin. 

Ia mencontohkan, kehadiran WebGIS perkebunan sebagai bagian dari pengelolaan sistem data dan informasi, memberikan data yang akurat bagi pengambil kebijakan. 

“Teknologi spasial membantu pengawasan luasan perkebunan, sekaligus mencegah kejadian tumpang tindih izin,” jelas Niel. Begitupun, kehadiran pendekatan SIGAP di sektor perkebunan kelapa sawit, telah membantu penguatan kapasitas di sektor perkebunan untuk memperbaiki tata kelola dan tata guna lahannya.

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X