Seharusnya Pemerintah Maksimalkan Anggaran Pendidikan

- Senin, 20 Juli 2020 | 10:56 WIB

PRAKTISI Kebijakan Pendidikan United Nations (PBB) Muhammad Nour menilai, sejauh ini masih terdapat banyak hal yang harus menjadi evaluasi pemerintah dalam menerapkan sistem belajar daring. Salah satunya fasilitas, mengingat sejauh ini tidak semua siswa memiliki fasilitas tersebut terkhusus siswa di pelosok desa.

“Sejauh ini penerapan sistem belajar daring memang masih menimbulkan kendala bagi sebagian siswa. Okelah kalau siswa di kota-kota besar di Jawa yang memiliki akses internet yang cukup lancar. Tapi permasalahannya itu terjadi di daerah pelosok yang masih minim akses internet bahkan ada desa yang sama sekali tidak memiliki akses internet,” ujarnya, Minggu (19/7).

“Selain itu, meskipun jaringan internet ada, apakah semua orang tua mampu membelikan gawai atau paket data kepada anaknya. Karena setiap keluarga memiliki kemampuan ekonomi yang berbeda-beda. Seharusnya ini bisa menjadi catatan besar bagaimana untuk bisa menghadirkan formulasi yang bisa dijangkau semua orang dengan menyampingkan kemampuan ekonomi,” sambungnya.

Selain fasilitas, penyesuaian buku materi juga merupakan hal terpenting dalam mengoptimalkan sistem belajar daring. Menurutnya, sejauh ini buku pelajaran didesain untuk proses belajar-mengajar bertatap muka, bukan secara daring. Sehingga dalam prosesnya tentu memiliki perbedaan kondisi penyampaian.

“Selanjutnya semua terpenuhi, bagaimana untuk memastikan kemampuan siswa menangkap materi yang disampaikan. Karena setiap anak memiliki kemampuan berbeda dalam menangkap materi. Permasalahannya semua buku-buku pelajaran yang ada, ditujukan untuk sistem belajar face to face bukan secara daring. Tentunya dengan menggunakan sistem berbeda harus diikuti dengan perubahan pada konsep buku pelajaran. Apakah konsep ini sudah dipahami semua siswa,” tukasnya.

Meski demikian, ia mengakui jika sistem belajar secara daring cukup efektif di tengah ancaman wabah virus. Sehingga, menurutnya hal tersebut cukup tepat untuk menjadi alternatif. Meski demikian, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah dalam penyempurnaan penerapan.

“Penerapan sistem belajar daring sebenarnya cukup baik diterapkan dalam kondisi tertentu. Hanya, memang terdapat kendala-kendala yang terjadi di dalamnya. Ini juga yang menjadi PR besar pemerintah terhadap pelaksanaannya,” jelasnya.
Lanjutnya, dengan melihat kondisi yang ada pemerintah harus berani mengambil kebijakan besar untuk mengoptimalkan aktivitas pendidikan khususnya dalam mengalokasikan anggaran. Dengan begitu, semua siswa dapat menjalankan proses belajar-mengajar dengan bobot yang sama.

“Karena kita sudah memetakan masalahnya, solusi dari saya, sebaiknya beberapa anggaran kegiatan pendidikan itu bisa direalokasikan  untuk memastikan semua siswa memiliki fasilitas untuk belajar semua daring seperti gawai dan akses internet.

Meski tidak semua harus dibantu. Dinas pendidikan bisa melakukan pendataan kepada siswa tidak mampu dan desa yang belum terakses internet untuk menyediakan fasilitasnya dulu. Kemudian, itu bisa diikuti dengan penyesuaian buku pelajaran untuk satu tahun. Dengan begitu, mungkin ini bisa membuat aktivitas belajar-mengajar lebih maksimal,” pungkasnya.

BIJAK MEMANFAATKAN GADGET

Wakil Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Kaltara, Vensi Anita Ria Gunawinata, S.PSi, M.PSi, Psikolog, mengatakan selama gadget digunakan sebagaimana mestinya, sebenarnya tidak mempengaruhi psikis anak.

Apalagi saat ini masih dalam momen school from home, yang mana sistem pembelajaran ditempuh secara daring.

“Mau tidak mau, gadget, laptop pasti digunakan untuk pembelajaran jarak jauh. Kalau difungsikan dengan benar, sebenarnya tidak masalah. Yang menjadi masalah, ketika anak menangis tapi dibujuk dengan memberikan handphone (HP), atau ketergantungan gadget,” kata wanita yang juga merupakan founder vensikologi ini.

Dia melanjutkan, dalam hal ini orang tua berperan memberikan pengertian kepada anak, khususnya yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD), agar mengetahui saat ini gadget difungsikan untuk belajar atau sekolah jarak jauh.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X