BANJARMASIN - Pandemi virus Covid-19 menimbulkan efek domino di semua lini. Tak terkecuali stok darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) Kota Banjarmasin. Jumlah yang tersisa Kamis (19/3) jam sebelas pagi hanya lima kantong.
“UDD PMI Banjarmasin betul-betul sudah darurat darah,” kata Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin, dr Rama.
Padahal setiap hari UDD yang dipimpinnya harus menyuplai 150 kantong untuk kebutuhan darah di seluruh rumah sakit di Banjarmasin. RSUD Ulin sebanyak 100 kantong, sementara sisanya 50 kantong dibagikan ke Rumah Sakit Ansari saleh, Suaka Insan, Islam. Berhubung kini sangat sulit dipenuhi, permintaan suplai ke kabupaten/kota juga diabaikan.
“Untuk memenuhi kebutuhan daerah sendiri saja sulit. Banyak event donor darah yang akan digelar dibatalkan,” ungkapnya.
Pemerintah pusat maupun daerah telah mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah. Bahkan sekolah di Banjarmasin diliburkan. Jemput bola ke sekolah-sekolah juga terpaksa terhenti.
Pendonor yang datang ke UDD memang turun drastis. Pendonor khawatir tertular virus mematikan ini. Biasanya sejak buka jam sembilan pagi, banyak pendonor yang antre. Minimal 50 orang per hari. Tapi sekarang sampai menjelang siang, pendonor yang datang hanya satu atau dua orang. Ini sudah berlangsung seminggu terakhir.
“Hari ini (kemarin, Red), jam 11 baru ada satu pendonor,” ucapnya.
Demi menambah stok darah, mobil transfusi darah di Masjid Sabilal Muhtadin diaktifkan. Para relawan dan jajarannya diminta menghubungi pendonor. Jumlah pendonor darah sekitar 20 ribu. Namun yang aktif hanya 60 persen, atau 12 ribu.
Rama meminta warga jangan takut datang mendonorkan darah. Penularan tidak terjadi melalui transfusi darah. Ia menjamin kebersihan di UDD. Ia juga berharap Pemko Banjarmasin membantu mengimbau masyarakat agar jangan takut untuk donor darah.
Petugas tak bisa mendatangi ke rumah-rumah. Prosedur melakukan donor harus ditempat yang steril. Jika krisis darah terus berlanjut bisa menimbulkan ancaman terhadap para pasien rumah sakit. “Pasien talasemia atau DBD tak bisa menunggu sampai berminggu-minggu. Harus cepat, karena ini soal nyawa manusia,” pesannya.(gmp/dye/ema)