Pesta Demokrasi Berlangsung ‘Ricuh’

- Sabtu, 23 Maret 2019 | 11:17 WIB

NUNUKAN – Sejumlah kericuhan terjadi dalam pesta demokrasi hingga penanganan yang dilakukan aparat gabungan TNI-Polri digelar dalam simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) di Alun-alun Nunukan, Jumat (22/3).

Tentunya ini dilakukan sebagai bentuk memberikan gambaran aparat keamanan dan pemerintah apabila nantinya terjadi kekacauan. Selain itu, juga bertujuan mengantisipasi berbagai kerawanan yang terjadi jelang pemilu serentak 17 April 2019 mendatang.

Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro mengatakan, ada tiga tingkat kerawanan yang akan dihadapi. Pertama pola rawan, kemudian rawan satu selanjutnya sangat rawan. Tentunya semua masuk dalam pemetaan, aparat nantinya akan dikirim ke berbagai lokasi dengan tingkat kerawanan berbeda.

“Di simulasi, kita memperlihatkan beberapa contoh kejahatan sampai cara menanganinya. Seperti kericuhan di lokasi TKP, kemudian kericuhan di saat perhitungan suara, dan menghadapi sejumlah kelompok demonstrasi yang anarkis,” ujar Teguh.

Dalam simulasi pun tergambarkan dimana salah satu timses calon legislatif melakukan kampanye di masa tenang. Ia memasang gambar calon di tempat yang berdekatan dengan lokasi TPS. Gambar pun dirusak sekelompok orang dari lawan politik yang tidak terima. Alhasil terjadilah ketegangan dan konflik di kalangan masyarakat. Aparat pun menunjukkan kesigapan dalam meredam konflik. Kericuhan pun terhindarkan.

Namun tak sampai di situ, kericuhan dan keributan terjadi di penghitungan suara. Terdapat aksi tidak puas dari kawanan masyarakat yang merasa dicurangi. Pada akhirnya kawanan masyarakat yang kecewa pun melakukan demo di depan kantor KPU. Kasatgas preventif dan Dalmas awal pun diperintahkan lakukan negosiator mengamankan pengunjuk rasa. Satuan Dalmas pun membentuk formasi shaf lurus di belakang negosiator termasuk mobil public address di belakang Dalmas untuk antisipasi pecahnya kericuhan.

Namun kericuhan tak terhindarkan dan sempat terjadi pelemparan benda tumpul ke barisan polisi. Pelemparan disambut dengan pelemparan balasan gas air mata, kemudian penangkapan provokator, juga ditambah penyemprotan air dari mobil water cannon. Tak lama kemudian, pasukan Brimob ikut merangsek maju dilengkapi tameng dan tongkat sodok untuk mendorong massa yang akan merebut peralatan petugas. Dua unit anjing pelacak K9, juga ikut dalam melakukan upaya pengamanan. Pada akhirnya kelompok pendemo pun membubarkan diri.

Teguh pun menegaskan, hal ini dilakukan untuk menunjukkan kesiapan Polres Nunukan juga aparat gabungan lainnya dalam pengamanan pesta demokrasi April mendatang. “Ya, kita perlihatkan kekuatan kita dengan aparat gabungan bahwa kita siap menghadapi segala jenis kekacauan. Namun demikian, kita semua ingin pesta demokrasi berjalan lancar tanpa gangguan apapun. Untuk itu, saya juga tegaskan dan memastikan pesta demokrasi akan berjalan lancar,” beber Teguh. (raw/zia)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X