Karyawan PT SAL Terkena Ledakan Tabung Oksigen

- Jumat, 15 November 2019 | 11:34 WIB

NANGA BULIK - Apes dialami seorang karyawan PT Sumber Adinusa Lestari (SAL) di Kabupaten Lamandau. Risky Saputra mengalami kecelakaan kerja pada Minggu (10/11). Ia mengalami luka parah setelah terkena ledakan tabung gas oksigen yang jatuh dan meledak.

Informasi yang dihimpun saat itu korban sedang membantu rekan kerja di bagian boiler yang meminta pipa besi di gudang untuk mengorek kerak di area tersebut. Korban berdiri di depan gudang, sedangkan dua rekan kerjanya keluar gudang sambil mengangkat pipa besi.

Tiba-tiba pipa besi menyenggol tabung oksigen yang terletak di depan gudang material. Tabung oksigen terjatuh dan meledak hingga mengenai sekitar leher dan kepala korban.

Kisah laka kerja itu bahkan sempat viral di media sosial, karena pihak keluarga menduga bahwa perusahaan kurang peduli dengan karyawan yang mengalami laka kerja. Bahkan postingan yang dikirim Kepala Desa Sekoban mendapat aneka tanggapan dari masyarakat.

Akhirnya kasus tersebut mendapat tanggapan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lamandau. Disnakertrans mengadakan pertemuan antara keluarga, Kades Sekoban dan perusahaan di RSUD Sultan Imanudin tempat korban dirawat.

“Kecelakaan kerja yang menimpa Rizky Saputra, karyawan pabrik kelapa sawit di PT Sumber Adinusa Lestari (SAL) sudah ditangani oleh RS Sultan Imannudin. Biaya berobat ditanggung BPJS sedangkan biaya lainnya dibantu pihak PT. SAL,” ungkap Kepala Dinas Nakertrans, Marinus Apau usai melakukan pertemuan tersebut.

Hari ini (kemarin), lanjutnya, PT SAL yang diwakili Suali (Humas), Kepala Desa Sekoban yakni Udara, telah berkunjung dan bertemu di rumah sakit menengok korban, didampingi oleh keluarga.

“Dengan pertemuan tersebut, maka kesimpangsiuran berita sudah dibetulkan. Kita doakan semoga korban cepat sembuh,” ungkapnya.

Sementara itu sebelumnya, berdasarkan surat terbuka yang dilayangkan Kepala Desa Sekoban, Udara, kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lamandau yang ditulis di laman Facebooknya terungkap bahwa sekitar pukul 11.00 WIB, sang Kepala Desa didatangi Odup yang merupakan kakak korban.

Saat itu Odup memintanya untuk mengantarkannya ke Nanga Bulik karena ia mendapat kabar bahwa Rizky mengalami kecelakaan kerja akibat ledakan tabung gas di pabrik PT SAL. “Tanpa banyak tanya maka  saya antar mereka sekeluarga dengan perjalanan 1,5 jam dari kampung ke Nanga Bulik,” tulisnya.

Sesampainya di RSUD Lamandau, lanjut Udara, ia melihat ada ambulans yang siap mengantar Rizky ke Pangkalan Bun. “Saya sempat melihat ke dalam ambulans kalau anak tersebut mungkin dalam keadaan koma,” lanjutnya.

Menurut Udara, Rizky dirujuk ke RSUD Pangkalan Bun menjalani operasi pengambilan serpihan besi yang tertancap ditubuhnya. “Dua hari setelah itu saya berkunjung ke RSUD Imanuddin Pangkalan Bun dan mendapati anak tersebut masih tertidur tak berdaya, sesekali dia memanggil orang tuanya untuk didudukan namun matanya tidak bisa membuka,” ungkapnya.

Dalam surat terbuka itu, Udara sempat menyayangkan manajemen PT SAL yang seolah tutup mata. Sejak dirinya mengantarkan korban ke rumah sakit, hingga kini (dua hari yang lalu) manajemen PT SAL belum ada sepeserpun memberikan bantuan untuk keperluan keluarga yang menjaga.

“Padahal mereka perlu makan dan minum dan mungkin sesekali perlu uang untuk menebus obat di apotek di luar rumah sakit. Apakah sekelas perusahaan tidak punya dana darurat untuk hal-hal seperti ini? Apakah perusahaan tidak punya dana cash sama sekali utk mengurangi beban keluarga???” tulis dia.

Sementara itu pihak manajemen PT SAL yang menjenguk hanya menyarankan kepada keluarga untuk menalangi dulu jika ada keperluan yang memerlukan uang cash, “hebat sekali sarannya,” cetusnya.

Halaman:

Editor: sampitadm-Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB
X