Lebih Banyak Waktu Bersama Keluarga

- Senin, 14 Januari 2019 | 11:17 WIB

Hingga kini jasa transportasi berbasis aplikasi atau online masih menjadi primadona di masyarakat dalam bepergian di seputaran kota. Namun, kehadiran transportasi berbasis online kerap dianggap sebagai ancaman bagi jasa tranportasi konvensional atau ojek pangkalan (opal).

 

AGUS DIAN ZAKARIA

 

JASA transportasi online semakin berkembang. Kementerian Perhubungan (Menhub) bahkan tengah menggodok aturan terkait ojek online (ojol). Ojol diterima, dua kata yang lekat diasosiasikan pada profesi tersebut, yakni murah dan mudah.

Jika stigma sebagai pekerjaan sampingan dialamatkan kepada para driver-nya, tidak halnya bagi Wahyudi (45). Pria yang sempat berprofesi sebagai pria kantoran dan buruh pabrik di salah satu perusahaan kayu ternama di Kota Tarakan ini rela meninggalkan pekerjaannya demi menekuni pekerjaan sebagai driver ojol.

Baginya, pekerjaan bukanlah hanya soal nilai rupiah, melainkan kebahagiaan dan ketenangan.

 

Sudah setahun Wahyudi menjalani profesinya sebagai driver ojol. Meski memiliki penghasilan tidak seberapa, namun ia mengaku kebutuhan keluarganya setiap bulan selalu tercukupi.

Menurutnya penghasilan kecil dari menjadi driver ojol membuat kehidupan keluarganya bahagia. "Alhamdulillah kebutuhan setiap bulan cukup, walau kecil mungkin karena berkah jadi tidak pernah merasa kekurangan," tuturnya, Kamis (10/1).

Selain karena menikmati sistem pekerjaannya, alasan lain yang membuat ia memilih menjadi ojol dikarenakan dapat meluangkan banyak waktu bersama keluarga. Sehingga menurutnya, kapan pun dan di mana pun, ia bisa kapan saja pulang menemui keluarga.

"Alhamdulillah dari istri saya kalau ditelepon pulang, kalau ada pelanggan bisa keluar sebentar mengantar. Kalau kerja di pabrik atau kantoran kan kita tidak bisa pulang sebelum waktu pulang dan kita diatur waktu. Kalau nge-grab ini kita punya banyak waktu untuk keluarga, kita yang atur waktu kita sendiri," jelasnya.

Meski akhir-akhir ini ojol kerap menghadapi pertentangan dari beberapa kalangan, namun menurutnya hal tersebut merupakan hal wajar. Meski demikian, menurutnya selama ia melakukan pekerjaan halal maka ia tidak pernah takut menghadapi situasi apa pun.

"Alhamdulillah Kalau diadang tidak pernah. Cuma pernah ketemu tapi mereka menjelaskan kalau mereka tidak suka keberadaan kami di area itu, cuma mereka ngasih tahu baik-baik. Tapi saya juga biasanya tidak bisa langsung terima. Kami ada debat sedikit lah. Saya jelaskan kalau ini sudah eranya teknologi dan cepat atau lambat masyarakat pasti menginginkan pelayanan yang mudah dan murah," tuturnya.

Adanya penolakan di beberapa wilayah terhadap kehadiran pasukan hijau hitam berhelm tersebut, menurutnya sah-sah saja. Sebagai driver ojol yang berjiwa besar ia dan rekan-rekannya menghargai adanya aturan tersebut.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eks Ketua KPU Kaltara Bulat Maju Pilkada Bulungan

Jumat, 12 April 2024 | 11:00 WIB

Bupati Bulungan Ingatkan Keselamatan Penumpang

Kamis, 11 April 2024 | 16:33 WIB

Ada Puluhan Koperasi di Bulungan Tak Sehat

Sabtu, 6 April 2024 | 12:00 WIB
X