AKSI perusakan fasilitas masjid Baiturrahim di samping SBPU Gunung Lingkas pada Selasa dini hari kemarin (15/11), tidak terkait kasus bom molotov di area parkir gereja Oikumene, Loa Janan, Samarinda, Kaltim, Minggu (13/11).
Hal ini ditegaskan Kapolres Tarakan AKBP Dearystone Michael Hence Supit saat dikonfirmasi Radar Tarakan kemarin. "Saya mengira ini orang iseng yang memanfaatkan situasi. Dengan merusak fasilitas masjid," kata Dearystone.
Ia pun mengimbau semua pihak agar tidak terpancing oleh kejadian ini. "Warga Tarakan diminta untuk tidak mengaitkan kejadian ini dengan peristiwa di tempat lain, dan tentunya bagi pengguna media sosial harus lebih bijak dalam melihat kondisi. Kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menjaga persatuan adalah harga mati,” jelasnya.
Dearystone pun akan mengerahkan anggotanya untuk mencari oknum perusak fasilitas masjid yang tak bertanggung jawab ini. “Kami sudah periksa satu orang saksi. Kasus ini masih lidik untuk mencari pelaku, dan semoga saja bisa ditemukan,” katanya.
Sementara itu, Doni (25), warga kelurahan Sebengkok yang mengetahui perusakan masjid ini melalui akun media sosial facebook, mengaku prihatin akan kata-kata provokatif yang dituliskan di media sosial tersebut. “Saya lihat di FB, ini dikait-kaitkan dengan pelemparan Bom di Samarinda dan aksi demo 4 November. Saya berpikir bahwa kita harus tetap aman dan kondusif jangan sampai kejadian ini terjadi lagi,” kata Doni.
Doni pun beharap para pengguna media sosial agar lebih selektif dalam memberikan komentar ataupun lebih jeli dalam melihat pemeberitaan yang ada. “Kasihan melihat korban yang akhirnya meninggal akibat terkena pelemparan bom. Semoga kita di sini bisa lebih baik dan saling menjaga kerukunan beragama,” ungkapnya. (*/eru/ash)