TANJUNG SELOR – Kesulitan mendeteksi keberadaan titik-titik hotspot pencemaran udara yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, dialami Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltara lantaran belum memiliki alat yang memadai. Dijelaskan Kepala BLH Kaltara Edy Suharto, pihaknya pun belum menganggarkan pengadaan alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) akibat kabut asap.
“Kami belum menganggarkan untuk pengadaan alat ISPU nanti tahun 2016, karena alatnya mahal,” kata Edy kala ditemui oleh Radar Kaltara (Radar Tarakan Group) belum lama ini.
Alhasil BLH Kaltara saat ini mengandalkan dari Badan Meteorology Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bulungan, “Memang (BLH) tidak ada alat, yang memiliki alatnya BMKG,” sebutnya.
Saat ini pun diakui Edy bahwa BLH Kaltara belum mendapatkan laporan adanya pembakaran lahan yang dilakukan masyarakat di Bulungan maupun di Kaltara. Namun tinjauan ke lapangan oleh personelnya tetap dilakukan. “Saat ini belum turun ke lapangan karena belum ada laporan, tetapi kami akan turun ke lapangan, walaupun belum ada laporan akan tetap ke lapangan meninjau apakah ada pembakaran lahan atau kebakaran, karena saat ini (kabut asap) kiriman dari Berau,” bebernya.
Lebih lanjut menurut pria yang pernah menjabat sebagai Plt Camat Bunyu ini menambahkan berkaitan dengan lingkungan yang masuk wilayah Bulungan khususnya mengenai pencemaran sungai, diupayakan akan menganggarkan tahun depan. “Terkait uji sampel di sungai-sungai tentang kegiatan pengujian kualitas air dan udara semua akan dianggarkan tahun 2016, saya belum bisa memberikan tanggapan karena belum memiliki data yang valid,” tuturnya. (*/keg/fly)
SAMBUNGAN : Masih Nihil Laporan Pembakaran Lahan