Pemadaman listrik bergilir masih saja terjadi di Nunukan. Ternyata masih terdapat kendala yang dihadapi ULP PLN Nunukan, meski sudah mendatangkan 2 mesin baru belum lama ini.
Seperti yang dijelaskan Manager ULP PLN Nunukan, Fery Kurniawan. Dirinya mengaku, , mesin listrik buatan manusia tidak mungkin tidak ada kerusakan. Mesin juga butuh perawatan dan perawatan jaringan.
Tepat pada 7 hingga 11 November, telah terjadi kondisi crash mesin di daerah Sebaung, dimana tegangan listrik minimal di angka 5 sampai 6 bar tapi pressure crash nya berada di angka 3 bar, maka dari itu, periode 7 sampai 11 November kemarin sempat beban tidak banyak sekitar 700 Kw sampai 1 Mw.
Kondisi tekanan gas pada Minggu kemarin, juga masih di kisaran 3,2 bar. Standarnya minimal 5 sampai 6 bar itu bisa dikatakan aman.
“Jadi selain dua gangguan mesin di PLTG Sebaung, bersamaan juga di daerah Sei Bilal ada dua mesin yang gangguan di hari yang sama, itu di mesin Mitsubishi 2 dan Mitsubishi 8,” ungkap Ferry.
Kemudian yang mesin Mitsubishi 8, disebut memang sudah menjalani perbaikan sejak akhir Agustus dan rencananya akan masuk operasi kembali di Oktober kemarin, akan tetapi masih terkendala dengan gangguan teknis.
“Jadi Mitsubishi 8 diharapkan bisa masuk, artinya mesin Sei Bilal kita tidak akan defisit tapi ngepres, untuk bisa supaya ada cadangan 2 Mw mesin yang di Sebaung ada 2 kurang lebih 2 Mw bisa masuk berarti kita bisa surplus 2 Mw,” harapnya.
Artinya, jika mesin Mitsubishi 8 bisa masuk, tentu tidak ada lagi pemadaman bergilir, tapi kalau tidak masuk, masih akan ada pemadaman dan daerah-daerah yang akan terdampak pemadaman dijadwalkan pada sesi pertama, di antaranya desa Bambangan, Simpang Bahagia, Liang Bunyu, Binalawan, Setabu, Tembaring, Balansiku.
“Kita membutuhkan penambahan mesin pembangkit, pemeliharaan dari sisi mesin pembangkit dan distribusi listrik agar handal dan prima dan interkoneksi transmisi listrik yang menjadi program jangka panjang,” beber Ferry. (raw/lim)