Kecelakaan sebuah ketinting di perairan Pulau Tias, Kabupaten Bulungan pada Sabtu (11/11) mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Dua di antaranya merupakan anak-anak. Diketahui, saat kejadian kedua korban anak-anak berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara satu korban lainnya ditemukan dalam pencarian oleh tim SAR gabungan, Minggu (12/11).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan, Syahril mengatakan, korban terakhir ditemukan oleh tim SAR di radius 10,47 nautical mile dari last know position (LKP) atau titik terakhir terlihat. “Korban terakhir ditemukan itu sudah pada posisi terluar dari posisi diduga laka itu terjadi,” katanya.
Diketahui, korban J merupakan nakhoda dari ketinting yang terbalik. Saat ditemukan, korban dalam kondisi terapung sekira pukul 12.45 Wita. Korban pun langsung dievakuasi ke rumah duka di Tanjung Selor.
Diakui Syahril, selama pencarian dua hari yang dilakukan oleh pihaknya, tidak ada kendala yang ditemukan tim. Tim SAR pun dibantu dari unsur masyarakat dan keluarga korban dalam melakukan pencarian. “Setelah itu operasi SAR dinyatakan selesai dan diusulkan ditutup. Unsur yang terlibat juga dikembalikan ke satuan masing-masing pada 13.00 Wita,” imbuhnya.
Diduga terbalik ketinting yang ditumpangi oleh 5 orang itu terbalik setelah adanya cuaca buruk. Namun pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab terbaliknya perahu motor tersebut. “Kia belum tahu, apakah itu karena arus, atau muatannya sehingga bisa terbalik,” bebernya.
Ia menilai dari beberapa laka laut yang kerap terjadi, masyarakat memang masih mengabaikan standar keselamatan berlayar. Sehingga kejadian laka di perairan yang berujung pada meninggalnya korban lebih signifikan terjadi. Terlebih, perahu ketinting sangat berisiko tinggi terkait keselamatan.
“Tapi ya kembali ke kesadaran masyarakat. Sama kalanya kalau kita naik motor tidak pakai helm. Kebiasaan masyarakat begitu apalagi naik perahu ketinting. Kita sudah cukup mengimbau juga terkait standar keselamatan,” pungkasnya. (zar/lim)