Masyarakat Sebatik Utara sempat mendapatkan surat peringatan bahwa bakal dilakukannya penghentian distribusi air dari Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan, berhubung debit air di Embung Lapri, menyusut.
Bahkan dalam surat pemberitahuan tersebut menyebutkan, pendistribusian baru akan dilakukan jika terjadi hujan. Surat tersebut menyebar di sejumlah WhatsApp grup dan meresahkan masyarakat khususnya warga Sebatik Utara.
Nyatanya pendistribusian air yang bersumber dari Embung Lapri di Sebatik Utara, masih terus dilakukan. Itu dipastikan Kepala Bagian Teknik pada Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan, Rudiansyah. Hanya, pendistribusian air ke pelanggan debitnya berkurang, karena produksi air dari Embung Lapri berkurang, karena menyusutnya debit air di embung. “Tetap dijalankan dengan debit air baku, cuma hanya 20 liter per detik dari normalnya 40 liter per detik, pelayanan tetap berlanjut, tidak ada kendala,” ujar Rudiansyah ketika diwawancarai, Jumat (10/11).
Meski begitu, pihaknya tetap mengharapkan hujan terjadi bulan ini. Sebab sejak September lalu, hujan dengan intensitas tinggi, sudah jarang terjadi. Atas keadaan itu pula, membuat sejumlah debit air di embung-embung yang ada di Nunukan, juga menurun.
Misalnya seperti embung di Sei Bolong, di sana terbilang volume air bakunya turun 2 meter. Itu menyebabkan kebutuhan Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan menjadi tidak sebanding. Melihat keadaan ini, baik untuk embung di Nunukan maupun Sebatik, diprediksi hanya mampu bertahan selama sebulan saja, jika itu tidak terjadi hujan deras.
Intensitas curah hujan di bulan Desember mendatang, akan menentukan produksi air di awal tahun 2024. Sebab selama setahun, awal tahun menjadi awal musimnya kemarau. “Tapi sejauh ini, kalau untuk di Nunukan pendistribusian masih normal, produksi air normal di embung bisa sampai 94 liter per detik, begitu juga embung lainnya. Cuma ya itu tadi, kalau salam satu bulan ini tidak ada hujan, tidak menutup kemungkinan akan berdampak ke pendistribusian di Nunukan juga, bisa jadi debit distribusinya berkurang juga, karena air di embung terus menyusut,” jelas Rudiansyah. (raw/lim)