Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) terus melakukan ‘peneropongan’ terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi di Kaltara yang merupakan provinsi ke-34 Indonesia ini.

Jika dilihat pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha, ekonomi Kaltara triwulan III-2023 mengalami pertumbuhan 2,51 persen jika dibanding dengan kondisi triwulan II-2023 atau secara q-to-q.

Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai menyebutkan, kondisi ini disebabkan tumbuhnya hampir semua lapangan usaha, kecuali lapangan usaha industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, transportasi dan pergudangan, serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang mengalami kontraksi.

“Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu konstruksi yang tumbuh 8,66 persen. Kemudian disusul lapangan usaha pertambangan dan penggalian 3,92 persen, serta pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang 3,62 persen,” ujar Mas’ud, Senin (6/11).

Struktur ekonomi Kaltara menurut lapangan usaha triwulan III-2023 masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama, yakni pertambangan dan penggalian 33,19 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan 14,54 persen, konstruksi 11,81 persen, serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 11,80 persen.

“Peranan keempat lapangan usaha ini mencapai 71,33 persen terhadap total PDRB Kaltara,” sebutnya.

Kemudian, untuk ekonomi Kaltara triwulan III-2023 terhadap triwulan III-2022 atau secara y-o-y mengalami pertumbuhan 4,79 persen. Terhadap kondisi ini, lapangan usaha pengadaan listrik dan gas tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi dengan jumlah 19,24 persen.

Sementara itu, untuk PDRB menurut pengeluaran menunjukkan ekonomi Kaltara triwulan III-2023 terhadap triwulan II-2023 mencapai 2,51 persen. Pertumbuhan tertinggi di sini terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi LNPRT sebesar 5,29 persen.

“Sedangkan ekonomi Kaltara pada triwulan III-2023 terhadap triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan 4,79 persen, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 13,08 persen,” sebutnya.

Mas’ud juga menyampaikan, struktur perekonomian Indonesia secara spasial triwulan III-2023 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 57,12 persen, kemudian diikuti Pulau Sumatera sebesar 22,16 persen.

“Sedangkan Pulau Kalimantan berada di urutan ketiga yang tercatat sebesar 8,08 persen. Tapi, secara spasial, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2023 secara y-o-y pada semua provinsi mengalami peningkatan,” pungkasnya. (iwk/har)