Potensi pungutan liar (pungli) di desa yang ada di Tana Tidung masih ada, utamanya terkait dengan kegiatan bongkar muat. Hal itu dikatakan Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali kepada awak media usai membuka acara Sosialisasi Sapu Bersih (Saber) Pungli yang digelar Inspektorat Tana Tidung, di Gedung Serbaguna Bankaltimtara, Kamis (21/9). Karena itu, Ibrahim Ali meminta kepala desa untuk banyak membaca aturan dan bekerja sesuai dengan aturan yang ada. “Aturan jangan dilabrak, on the track saja, kalau bekerja,” kata Bupati.
Sebab, lanjut Bupati, pungli tidak menguntungkan bagi Pemkab Tana Tidung dan merusak integritas yang telah dibangun dengan baik selama ini. Karena pungli tidak mendatangkan pendapatan daerah.
“Jadi, kalau ada potensi pendapatan daerah, harus kita ikat dengan peraturan daerah atau peraturan bupati agar dapat meningkatan PAD. Tujuan kita kan begitu,” ujar Ibrahim Ali.
Sehingga kepala desa diminta untuk memahami aturan yaang ada agar tidak berurusan dengan penegak hukum. Artinya gunakan dana desa (DD) dan alokasi dana desa (ADD) dengan benar untuk kemasalahatan masyarakat.
“Di setiap kali pertemuan dengan kades, ada empat hal yang selalu saya titipkan, utamanya bicara tentang pendidikan, kesehatan, meningkatkan ekonomi melalui UMKM di desa dan infrastrukur desa,” ungkap Ibrahim Ali.
Lanjut Ibrahim Ali, pembangunan infrastruktur desa harus sesuai dengan kebutuhan. Seperti membangun fasilitas olahraga, sarana pelayanan dasar, semenisasi dan lainnya.
“Silakan saja bangun, dan kemungkinan jauh dari pungli. Tapi pungutan liar itu terjadi jika ada kegiatan bongkar muat dan lainnya (sejenisnya),” sebut Bupati.
Karena itu, tim saber pungli diminta untuk mengawasi, jika ditemukan pungli atau potensi pungli bisa segera diantisipasi.
“Saya minta kepada tim saber pungli on the track saja, kalau ada yang tidak bernar, silakan ditindak tegas sesuai aturan yang berlaku,” ujar Ibrahim Ali.
Seperti yang sering disampaikan, potensi PAD di Tana Tidung cukup besar karena memiliki sumber daya alam yang kaya dan memiliki banyak perusahaan besar di Bumi Upun Taka.
Terkait dengan kinerja kepala desa, Ibrahim Ali memastikan sudah on the track dan telah membangun desa mereka. Hanya saja, orang nomor satu di Pemkab Tana Tidung ini meminta kepala desa mengurangi kegiatan sosial seperti perayaan atau hiburan.
“Kurangi kegiatan semacam itu. Saya juga tidak mengizinkan kepala desa mengikuti acara di luar KTT. Misalnya ada undangan ke Nunukan, tidak usah lah hadir, fokus saja uang mu ini ratusan juta itu. Kau bangun semenisasi dapat berapa meter dia,” jelas Ibrahim Ali.
Apalagi, sambung Ibrahim Ali, DD tahap III telah dicairkan dengan anggaran yang cukup besar. Dimana rata-rata setiap desa dalam setahun menerima sekitar Rp 4 miliar lebih yang bersumber dari DD dan ADD.
“Makanya saya titip ke Inspektur untuk mengawal, mengaudit pekerjaan itu yang pada akhirnya bermuara pada pertanggung jawab pengunaan anggaran,” kata Bupati.
Anggaran yang dikucur kan ke desa, menurut Bupati, cukup besar jika melihat penduduk yang tinggal di 32 desa tidak banyak. “Masa tidak bisa maju desa yang ada di Tana Tidung,” pungkas Bupati.
Karena itu, Bupati berharap sosialisasi saber pungli dapat diaplikasi dengan baik agar dapat meningkatkan PAD dan pelayana publik. (ana/har)