Pemerintah Desa (Pemdes) Sengkong, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, terus meningkatkan produksi telur ayam ras.
Upaya ini dilakukan untuk memenuhi permintaan telur ayam dari perusahaan yang beroperasi di Desa Menjelutung, Kecamatan Sesayap Hilir, PT Mandiri Inti Perkara (MIP) sebanyak 18.000 butir per minggu.
Kepala Desa Sengkong Sulaiman mengakui pihaknya lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Maju Bersama belum mampu memenuhi kebutuhan telur sesuai permintaan perusahaan yang bergerak di sektor batu bara tersebut.
“Sejauh ini produksi kita hanya enam sampai tujuh ribu per bulan, masih jauh dari kebutuhan PT MIP yang jika dirata-ratakan sekitar 70 ribu per bulan,” kata Sulaiman kepada Radar Tarakan, Senin (11/9).
Namun, jika tidak ada kendala pada November nanti BUMDes Maju Bersama sudah bisa memproduksi 20.000 butir telur per bulan.
“Di bulan November nanti, insyaallah yang berproduksi nanti seribu ekor indukan, kalau saat ini hanya 300 ekor,” ungkap Sulaiman.
Dengan hanya 300 ekor indukan, BUMDes hanya bisa menyuplai 1.500 butir per minggu ke PT MIP dari kebutuhan 18.000 per minggu.
“Masih banyak kurangnya, sekalipun nanti kita produksi 20.000 butir per bulan,” sebut Sulaiman.
Karena itu, sambung Sulaiman, BUMDes terus menambah indukan ayam ras petelur yang anggarannya berasal dari penyertaan modal dari anggaran alokasi dana desa (ADD).
“Selain dari penyertaan modal ADD, kami juga mendapat bantuan kandang produksi dari PT MIP dan saat ini juga kami dibangunkan satu gedung kandang produksi oleh JOB Pertamina Medco E & P Simenggaris,” ungkap Sulaiman
Saat ini baru satu kandang produksi yang digunakan. Sementara kandang bantuan Medco E & P Simenggaris masih dalam proses pembangunan dengan kapasitas 1.000 ekor.
Sulaiman menambahkan, pembudidayaan ayam ras petelur telah dilakukan sejak 2022 dengan penyertaan modal desa sekitar Rp 98 juta.
“Saya sebagai kepala desa berharap BUMDes Maju Bersama Desa Sengkong ini bisa terus mengembangkan usaha peternakan ayam petelur ini, agar bisa memenuhi kebutuhan perusahaan perusahaan yang ada di sekitar wilayah desa kami,” harap Sulaiman.
Tidak hanya itu, Sulaiman juga berharap bisa memenuhi permintaan pasar dalam desa maupun di luar Desa Sengkong.
Adapun target kedepan, kata Sulaiman, BUMDes Maju Bersama Desa Sengkong menargetkan 5.000 ekor untuk indukan ayam ras petelur.
Sehingga dapat meningkatkan produksi yang pada akhirnya bisa mendatangkan pendapatan asli desa (PADes) melalui BUMDes-nya.
“Tentu yang kita harapkan bisa membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan ekonomi warga desa melalui pola investasi masyarakat dan BUMDes,” ujar Sulaiman.
Sejauh ini, BUMDes melibatkan tenaga ahlinya dan anggota BUMDes untuk mengembangkan ayam aras petelur.
“Untuk PAD belum bisa kita hitung, nanti di anggaran perubahan baru bisa kita lihat berapa yang masuk untuk PAD desa. Telur kita jual Rp 2.000 per butir,” tutup Sulaiman. (ana/har)