Harga Rumput Laut Anjlok, Ini yang Dilakukan Pemkab nunukan

- Jumat, 9 Juni 2023 | 00:38 WIB
JEMUR RUMPUT LAUT: Budi daya rumput laut dinilai lebih menjanjikan, bahkan petani sawah di Sebatik beralih menjadi petani rumput laut.
JEMUR RUMPUT LAUT: Budi daya rumput laut dinilai lebih menjanjikan, bahkan petani sawah di Sebatik beralih menjadi petani rumput laut.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan tidak tinggal diam atas persoalan turunnya harga rumput laut di Nunukan. Upaya yang sedang dilakukan untuk menjaga kestabilan harga komoditi unggulan Nunukan melalui sistem resi gudang.

Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid menyampaikan sebenarnya sistem resi gudang telah diupayakan jauh sebelumnya. Hanya saja,saat itu tidak mendapatkan respons positif dari petani rumput laut di Nunukan. “Sebenarnya sudah (sistem resi gudang). Tetapi kita pernah dikomplain dari petani rumput laut. Mereka masih ingin bagaimana mekanisme pengelolaan rumput laut dengan pola tradisional seperti yang mereka inginkan,” ucap Hj. Asmin Laura Hafid, Rabu (7/6).

Ia mencontohkan, pada saat Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Kaltara menerapkan Peraturan Gubernur (Pergub) zonasi yang mendapatkan respons negatif. Alhasil, protes dilakukan sejumlah petani rumput laut ke Pemkab Nunukan. “Seperti contoh sebelumnya pemerintah ingin menerapkan zonasi sesuai pergub. Tetapi berbeda dengan keinginan petani sehingga terjadi demo. Begitu juga dengan sistem resi gudang ini,” ungkapnya.

Ia menegaskan, persoalan sistem resi gudang yang ditangani Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) di bawah koordinasi Kementerian Perdagangan. Dan berharap pelaksanaan sistem resi gudang dapat berjalan dalam dekat ini.

“Dan ini ditangani Bappebti untuk sistem resi gudang. Alhamdulillah sistem resi gudang kita gaungkan kembali. Dan saat ini sudah ada pemantauan dari Kementerian Perdagangan bersama Pemkab Nunukan dan sedang dilakukan sosialisasi. Mudahan dalam waktu dekat bisa berjalan,” harapnya.

Untuk itu, pihaknya berharap agar komunikasi dan koordinasi antara semua pihak baik pemerintah, pengusaha, perbankan dan yang terpenting petani rumput laut dapat mengikuti mekanisme sistem resi gudang. “Paling penting petani dapat mengikuti mekanisme sistem dagang rumput laut yang ditetapkan pemerintah. Jangan sampai pemerintah sudah mengatur sementara petani tidak mau diatur,” pesannya.

Untuk diketahui harga rumput laut di Nunukan sempat menyentuh angka Rp 42 ribu perkilogram. Namun, beberapa bulan terakhir harga anjlok hingga Rp 12 ribu per kilogram. Anjloknya harga rumput laut diduga karena menurunnya permintaan luar negeri. Apalagi, rumput laut Nunukan merupakan komoditi ekspor ke sejumlah negara.

Wakil Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), H Abd. Fattah Maskur menceritakan ada beberapa faktor yang membuat harga rumput laut mengalami penurunan drastis. Faktor utama turunnya harga rumput laut di Indonesia dikarenakan permintaan atau daya beli luar negeri seperti negara bagian Eropa dan Amerika menurun drastis. Hal yang sama juga terjadi di negara wilayah Asia.

“Turunnya permintaan begitu tinggi. Rumput laut Nunukan dikirim ke wilayah Eropa dan Amerika sekira 50 persen dan wilayah Asia 50 persen. Sementara, saat ini permintaan Eropa dan Amerika itu hanya 20 persen dan Asia hanya 40 persen,” pungkasnya. (akz/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X