“Jadi daerah Luwu dan Gowa di Sulewesi Selatan banyak ditemukan kasus ASF, untungnya kita tidak ada mengambil babi dari daerah sana, jadi kita pastikan Kaltara saat ini masih aman dari ASF,” pungkasnya. (jnr/lim)
Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Tarakan memastikan hingga saat ini Kaltara belum ditemukan adanya kasus virus demam babi atau african swine fever (ASF).
Kepala BKP Kelas II Tarakan, Ahmad Mansuri Alfian menjelaskan, kepastian tidak adanya ditemukan kasus ASF di Kaltara, dikarenakan Kaltara dari hasil pemeriksaan rutin pihaknya menemukan adanya indikasi hewan ternak babi yang terkena ASF.
“Selain itu daerah Kaltara khususnya Kota Tarakan merupakan penyuplai babi ke luar, jadi kita tidak mendatangkan babi dari luar, karena kebutuhan disini masih tercukupi,” ucapnya. Adapun Kota Tarakan biasanya menyuplai babi ke Berau, Malinau dan Tana Tidung, dimana jumlahnya menyesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan dari pemesan.
“Biasanya sekali pengiriman 40 ekor, tidak rutin setiap bulan, tergantung pemesanannya, biasanya pengiriman sering dilakukan menjelang Natal atau saat ada acara adat,” bebernya.Dalam pengiriman babi ke luar, pihaknya terlebih dulu melakukan pengujian laboratorium untuk memastikan kondisi babi yang dikirim sehat, sampel yang diambil akan diuji di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya.
“Kenapa sampe kita kirim ke Surabaya, karena laboratorium kita belum bisa melakukan pengujian terhadap babi dan produk turunannya,” tuturnya.
Meski belum ditemukan adanya kasus ASF di Kaltara, pihaknya tetap melakukan pengawasan rutin dan pemeriksaan rutin terhadap ternak babi, mengingat saat ini di daerah Sulewesi Selatan sudah ditemukan kasus ASF.
