“Mohon support-nya, kami akan melakukan pemboran diakhir Juni 2023 ini, di klaster yang sama di kawasan Kampung Satu Skip. Di sana ada dua sumur lagi, dengan harapan dapat menyentuh 2.100 barel lagi dengan target 2.400 barel,” jelasnya.
Sumur baru yang akan dibor pihaknya ini diprediksi dapat menghasilkan 300 barel oil per day (BOPD). Lebih lanjut dikatakan Isrianto bahwa area lokasi wilayah kerja pertambangan (WKP) saat ini banyak diambil oleh masyarakat untuk dijadikan kawasan permukiman sehingga pihaknya tidak dapat bergerak untuk mengoptimalkan operasi.
“Jadi kami melakukan 4 sumur pemboran dalam satu area yang namanya klaster. Jadi tahun lalu sampai awal tahun ini sudah dua sumur, sekarang kita mau ngebor dua sumur lagi,” jelasnya.
Saat ini sumur yang aktif mencapai 120 sumur. Sebenarnya terdapat 1.200 sumur namun pihaknya kembalikan lagi ke SKK Migas. Dikatakan Isrianto, peluang masih banyak namun pihaknya tidak dapat bergerak karena padatnya kawasan permukiman di sekitar daerah operasi Pertamina, sehingga pihaknya mengupayakan aset yang ada saat ini.
“Area kita di Tarakan ini dan Sembakung. Kalau Sembakung kita optimalkan ke Nunukan untuk jalur gas. Sedangkan Tarakan bukan hanya di Pamusian potensial kita, tapi ada juga daerah Mangatal, Juata dan Sesanip. Rencananya kita akan coba melihat apakah ada potensi penambangan disana, kita akan mencoba terus melihat potensi yang ada untuk mengambil cadangannya,” katanya.
Pelaksanaan pengeboran sumur ini belum tentu dilakukan setiap tahun, sebab lanjut Isrianto pihaknya harus melihat dari sisi keekonomian. Sebab pemboran kali ini saja sudah diusulkan pihaknya sejak 2018 lalu. “Cukup lama karena butuh waktu lima tahun baru bisa terealisasikan dengan isu-isu sosial, pendekatan dan sosialisasi yang baik. Alhamdulillah, berkat bantuan Pemkot, lurah, camat dan stakeholder terkait bahwa ini untuk kepentingan masyarakat,” jelasnya. (shy/lim)