Dengan adanya kegiatan lokakarya ini, diharapkan para guru maupun segenap perangkat sekolah dapat meningkatkan kemampuan pengajar. Outputnya, dapat membantu menyusun peta jalan pengembangan setiap sekolah yang berkontribusi terhadap keberhasilan pendidikan inklusi. Yaitu sistem pendidikan yang didesain mampu meniadakan kendala yang bisa menghalangi setiap anak untuk mengakses pendidikan.
“Peserta didik berkebutuhan khusus ini merupakan tanggung jawab kita semua untuk dapat memberikan mereka akses untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulungan, Suparmin Seto mengatakan, sebenarnya pendidikan inklusi sudah ada di Bulungan. Bahkan, di setiap kecamatan juga sudah diselenggarakan. “Nah, lokakarya ini sebagai penguatan bagi para guru dalam menyelenggarakan pendidikan inklusi,” bebernya.
Untuk jumlah PDBK, Suparmin mengaku tidak mengetahui secara pasti, namun jumlahnya cukup banyak. “Kalau angka pasti saya tidak tahu. Yang pasti jumlahnya banyak,” bebernya
Menurutnya, pendidikan inklusi memiliki banyak peran bagi PDBK. Tidak hanya sekadar menimba ilmu, belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) juga difokuskan untuk membentuk kemandirian anak. “Melalui sekolah inklusi ini peserta didik berkebutuhan khusus dididik untuk mandiri menjalani kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Kemandirian merupakan karakter utama yang perlu ditumbuhkan pada PDBK. Dibentuk melalui pendidikan inklusi di sekolah reguler maupun SLB. Termasuk mendapat dukungan dari pemerintah, keluarga, dan masyarakat.
“Jadi, kita dari pemerintah akan terus berupaya untuk mengakomodasi PDBK agar mendapakan hak yang sama dengan anak normal dalam mendapatkan pendidikan di sekolah,” ujarnya. (jai/eza)