Rawan Kecelakaan, KNTI Kaltara Minta Rambu-Rambu di Laut Dimaksimalkan

- Kamis, 25 Mei 2023 | 10:35 WIB
Nelayan Kaltara hendak melaut.
Nelayan Kaltara hendak melaut.

Rawannya kecelakaan laut yang dialami nelayan dalam beberapa tahun terakhir, tidak terlepas dari faktor alam dan minimnya edukasi terhadap nelayan tradisional dalam menghadapi situasi di lautan. Sehingga melihat kondisi tersebut membuat Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara berharap dimaksimalkannya program bimbingan dan perlengkapan rambu-rambu di laut.

Ketua KNTI Kaltara, Rustan menerangkanm sejauh ini KNTI terus berupaya untuk menekan kecelakaan pada nelayan khususnya nelayan tradisional. Sehingga selama ini pihaknya telah melakukan kerja sama dengan beberapa instansi terkait. Namun menurutnya hal tersebut tidaklah cukup jika tidak dilaksanakan secara rutin.

“Jadi sudah banyak langkah atau antisipasi-antisipasi yang kita sampaikan. Termasuk kita pernah kerja sama dengan BMKG, nelayan yang selalu memberikan informasi prediksi cuaca. Kemudian kami juga pernah mendapatkan bantuan pelampung untuk mengantisipasi kecelakaan. Tapi itu bukan program rutin, jadi hal-hal itulah semacam ini yang kita harapkan berjalan rutin,” ujarnya, Selasa (22/5).

Menurutnya, sebagian besar nelayan hanya turun ke laut bermodalkan nekat dan pemahaman autodidak dari orang tua. Sehingga menurutnya sebagian besar nelayan belum mengetahui pemahaman cukup dalam menghadapi berbagai situasi di lautan.

“Saya kira ini sangat perlu, karena kondisi di laut sering ekstrem. Karena pekerjaan nelayan ini langsung bersentuhan dengan alam, sehingga kami sangat memerlukan bimbingan dan edukasi kepada pemerintah,” ujarnya.

“Jadi kalau soal armada, saya kira itu tidak terlalu urgensinya. Karena kecelakaan terbaru ini kalau dilihat armadanya secara kasat mata, walaupun berhadapan dengan badai masih kuat. Cuma mungkin dia terpeleset atau kurang hati-hati sehingga menyebabkan dia seperti itu,” ungkapnya.

Menurutnya, pemerintah dapat melakukan sosialisasi atau edukasi secara berkala terhadap cara mengatasi saat tersesat di laut, atau anjuran saat terjebak badai di tengah laut. Hal itu ditambah dengan minimnya rambu-rambu yang terpasang di jalur zonasi nelayan. Mengingat, selama ini rambu-rambu laut hanya terdapat pada jalur pelayaran kapal besar saja.

“Untuk meminimalisir kecelakaan, sama dengan polantas dari Kepolisian yang rutin melakukan sosialisasi meminimalisir kecelakaan. Selain itu, selama ini yang diberi rambu-rambu di laut hanya kapal saja. Kalau jalur nelayan tidak ada. Makanya kecelakaan yang dialami nelayan cukup banyak,” tuturnya.

“Maksudnya kita juga ini sangat menginginkan kehadiran pemerintah. Artinya, bagaimana supaya pencegahan dapat dilakukan sebelum terjadi. Karena selama ini begitu terjadi kecelakaan baru semua pihak terkait turun melakukan pencarian. Itu sangat baik, tapi kenapa tidak meningkatkan fokus pencegahan juga untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan,” pungkasnya. (zac/eza)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X