Dalam beberapa pekan terakhir, Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan menemukan 4 kasus seseorang terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Bahkan seorang pasien anak, dinyatakan meninggal dunia diduga terjangkit DBD. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Nunukan, Sabaruddin mengatakan, terbaru pihaknya menemukan 4 jangkitan kasus DBD di Desa Aji Kuning, Sebatik.
Melihat itu, pihaknya memberikan fokus perhatian dengan meningkatkan pengawasan dan mengintensifkan pengasapan atau fogging. “Ya, semua lokasi yang potensial terjangkit, kita jangkau dengan fogging,” ujarnya, Kamis (11/5).
Baharuddin menjelaskan, dari data bulan Januari 2023, tercatat ada sebanyak 22 kasus DBD. Kemudian berlanjut Februari, masih ada ditemukan 20 kasus. Kemudian Maret, ditemukan lagi sebanyak 18 kasus, terakhir April, ada sebanyak 20 kasus.
Kasus yang terdata tersebut, sebagian besar justru ditemukan di wilayah Kecamatan Nunukan dan Nunukan Selatan, yang notabene merupakan areal perkotaan. “Jadi biasanya banyak yang merasa demam biasa, tidak cepat ditangani, seharusnya kalau melihat gejala demam tinggi dengan banyak bintik-bintik merah di tubuh, segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat,” harap Sabaruddin.
Menghadapi DBD, masih dengan cara 3M plus, selain menguras penampungan air, menutup rapat dan mendaur ulang barang bekas, yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Selain ktu juga diperlukannya menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Ketika waktu tidur, masyarakat juga bisa menggunakan obat anti nyamuk atau menggunakan kelambu. “Nyamuk Aedes aegepti itu kan, banyak ditemukan di sejumlah tempat penampungan air, seperti profil tank, drum, atau tempat-tempat genangan air jernih. Jadi harus lebih memperhatikan kondisi air yang tertampung. Apalagi sekarang musim kemarau, banyak yang nampung air, ditutup tempat penampungannya,” harap Sabaruddin. (raw/lim)
