Setelah melakukan investigasi terhadap kasus malaria knowlesi di Sebatik, ditemukan 5 orang suspek yang diduga terjangkit malaria knowlesi.
Itu dipastikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan KB Dinkes Nunukan, Sabaruddin. Dirinya menerangkan, sampel terhadap kelima penderita, telah dikirim ke Laboratorium di Jakarta. “Ya, 5 kasus ditemukan. 4 kasus terjadi di wilayah Sebatik Barat dan 1 kasus di Desa Aji kuning Sebatik Tengah,” ujar Sabaruddin ketika dikonfirmasi, Jumat (7/4).
Sabaruddin mengaku, tahun ini penularan malaria knowlesi meningkat signifikan. Baru triwulan pertama, sudah ditemukan 5 kasus.
Padahal tahun sebelumnya, kasus pertama ditemukan pada 2021 lalu, itu hanya 1 kasus di wilayah wilayah kerja Puskesmas Aji Kuning, Sebatik Tengah. Kemudian tahun 2022 juga ditemukan di Sebatik sebanyak 2 kasus saja. Terakhir di 2023 ini, temuannya sudah 5 kasus. “Tapi masih berstatus suspek ya, kita masih nunggu hasil laboratorium, karena kita tidak menggunakan laboratorium rumah sakit, tapi langsung dikirim ke Laboratorium di Jakarta,” kata Sabaruddin.
Dijelaskan Sabaruddin, setiap temuan kasus, otomatis dilakukan investasi di lapangan. Dalam penyidikan epidemiologi, terungkap orang-orang yang terjangkit, terdeteksi bekerja di perkebunan sekitar perbatasan negara Indonesia Malaysia.
Diduga kuat, yang bersangkutan terinfeksi protozoa plasmodium knowlesi, gigitan dari seeokor nyamuk yang sudah menggigit kera jenis ekor panjang. (*)
