Keluhan masyarakat terkait adanya sejumlah pelanggar lalu lintas, yang dikejar berlawanan arus oleh oknum aparat selama bulan Ramadan, terus dipertanyakan.
Kenapa tidak, aksi kejar-kejaran tersebut dikhawatirkan akan membuat pengendara lalu lintas yang didominsi anak dibawah umur tertentu, mengalami kecelakaan yang lebih fatal.
Menanggapi persoalan tersebut, Kapolres Nunukan, AKBP Taufik Nurmandia melalui Kasat Lantas Polres Nunukan, AKP Arofiek Aprilian Riswanto, menegaskan bahwa pihaknya telah mengimbau jajaran Satlantas untuk tidak melakukan pengejaran terhadap pelanggar lalu lintas utamanya terhadap anak di bawah umur yang melakukannya. ”Ya, saya juga sudah atensi ke anggota, khususnya Satlantas, dalam penertiban, jangan sampai menjadi kontra produktif. Kita melaksanakan penertiban lebih pada mengamankan masyarakat untuk memimalisir fatalitas laka lantas,” kata Arofiek ketika diwawancarai, Selasa (28/3).
Menurut Arofiek, ketika terjadi upaya pengejaran, sementara anak-anak yang melanggar lalu lintas menyadari ia dikejar polisi, tentu si anak akan panik dan berusaha tancap gas sekencang-kencangnya.
Hal tersebut tentu berisiko tinggi, justru akan menjadi bahaya yang harus dihindari. Arofiek menerangkan, jika pelanggar lalu lintas terpaksa harus dikejar, ada trik yang harus diterakan. Pelanggar biasanya digiring ke perangkap yang telah disiapkan, tidak dengan kejar-kejaran di jalan.
Jika marak keluhan masyarakat yang melihat adanya aksi kejar-kejaran di jalan antara Polisi dan pelanggar lalu lintas, khususnya anak dibawah umur, artinya oknum tersebut belum menerapkan kebijakan, dan salah dalam mengartikan perintah. (*)