Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara menyiapkan strategi pencegahan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pada 2023. Salah satunya, dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kaltara, Robby Yuridi Hatman mengaku sudah membuat edaran ke kabupaten/kota untuk mengantisipasi potensi karhutla di wilayahnya. “Iya, menindaklanjuti hasil rakor (rapat koordinasi) kita sudah membuat edaran untuk kabupaten/kota untuk mengantisipasi potensi karhutla,” kata Robby kepada Radar Kaltara, Rabu (22/3).
Di Kaltara, sambung Robby, ada tiga wilayah yang rawan terjadi karhutla. Bulungan, Tarakan dan Nunukan. Dalam rakor, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan juga mengingatkan seluruh daerah untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi.
“Kemungkinan, tahun ini musim kemarau lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Kemungkinan, kemarau panjang akan berlangsung mulai akhir Mei-Juli,” ungkapnya.
Kemudian, Agustus-September masuk musim tanam. Umumnya, pembukaan lahan ini dilakukan oleh masyarakat dengan cara dibakar. Untuk mengantisipasi karhutla, BPBD Bulungan mengaku sudah mengusulkan kepada Menko Marves melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait TMC sebagai mitigasi bencana karhutla.
“Bapak Sekprov mengarahkan agar TMC dilakukan di Tanah Kuning-Mangkupadi. Kenapa?, karena disana merupakan merupakan pusat pusat kegiatan nasional (PKN),” bebernya.
Olah karena itu, pemerintah pusat diharapkan memerhatikan hal tersebut. Berkaca pada kejadian karhutla beberapa tahun lalu, potensi karhutla di wilayah itu cukup tinggi. “Jangan sampai karhutla ini menghambat kegiatan pembangunan di sana (Tanah Kuning-Mangkupadi),” ujarnya. (*)