Persoalan stunting masih menjadi persoalan yang dihadapi pemerintah daerah di Kalimantan Utara (Kaltara). Oleh karena itu, penurunan angka stunting di provinsi ke-34 ini menjadi atensi pemerintah.
Berdasarkan data angka stunting tahun 2022 di Kaltara memang mengalami penurunan 5,4 persen menjadi 21,1 persen jika dibanding dengan tahun 2021. Tapi, angka tersebut masih berada di atas prevalensi stunting secara nasional.
Menyikapi hal itu, Gubernur Kaltara, Zainal A Paliwang menegaskan bahwa persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem sangat perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan pemerintah daerah.
Untuk di Kaltara, salah satu yang dilakukan adalah sosialisasi diseminasi percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara di Kabupaten Nunukan pada Minggu (19/3) malam.
“Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil kegiatan roadshow daring bersama Menko (Menteri Koordinator) Bidang PMK (Pengembangan Manusia dan Kebudayaan) RI, Bapak Prof. Muhadjir Effendi beberapa waktu lalu,” ujar Gubernur, Senin (20/3).
Kegiatan Menko PMK itu, lanjut mantan Wakapolda Kaltara ini, membahas soal percepatan penurunan stunting di Tanah Air, termasuk di Kaltara. Menurutnya hal ini sejalan dengan target dan tujuan Pemprov Kaltara. “Salah satu fokus pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan Kaltara yang berubah, maju dan sejahtera itu adalah dengan menekan dan menurunkan angka kemiskinan,” tegasnya. (*)
