Bahan bakar minyak (BBM) bak barang mewah bagi nelayan. Betapa tidak, mereka mengalami kesulitan menjangkau BBM sesuai rekomendasi yang diberikan pemerintah. Padahal secara kalkulasi jumlah BBM yang disalurkan Pertamina dan kebutuhan nelayan dinilai sangat cukup. Praktiknya justru berbanding terbalik dengan ekspektasi yang ada.
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara, Rustan menerangkan, meski jumlah BBM yang disalurkan cukup besar, namun pihaknya menilai hal itu tidak terlihat pada suplai ke SPBU. “Terkait dengan penambahan tentu ini sangat kami harapkan. Terutama APMS yang melayani banyak rekomendasi banyak itu yang menjadi fokus nelayan. Misalnya Bunga Dahlia, infonya hanya 90 kiloliter itu. Sedangkan di sana melayani lebih dari 200 rekomendasi,” ujarnya, Minggu (12/3).
“Bayangkan saja yang 90 kiloliter melayani lebih dari 200 rekomendasi nelayan. Di situ bagaimana kita mau menyelesaikan BBM dengan baik. Sementara jumlah kuota BBM tidak sesuai dengan permintaan,” sambungnya.
Sehingga dengan kondisi itu, pihaknya mengusulkan adanya pemetaan pada antrean BBM sesuai domisili nelayan. Dengan begitu, menurutnya pendataan dapat dilakukan secara teratur dan membatasi oknum menyalahgunakan ketersediaan BBM subsidi. (*)