Dalam roadshow daring percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem dengan Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Senin (6/3), Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid menyampaikan sejumlah data terbaru.
Dalam rapat virtual yang dipimpin Menko PMK, Muhadjir Effendi dan diikuti Gubernur Kaltara, Drs. H. Zainal Arifin Paliwang, S.H, M.Hum, dan bupati/wali kota se-Kaltara itu, terungkap jika prevalensi stunting mengalani penurunan sebesar 1,5 poin. Kendati demikian, penurunan itu belum dapat berjalan cepat atau menunjukkan hasil yang signifikan.
Sejumlah faktor, antara lain seperti masih rendahnya partisipasi masyarakat mengikuti pelayanan di posyandu. Belum lagi pelayanan ibu hamil belum maksimal karena faskes yang terbatas. Kemudian masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI pada bayinya.
“Padahal kan persoalan stunting harus dilakukan bersama-sama. Jadi sekalian saya mengajak semua pihak untuk terus berkolaborasi untuk mengatasi stunting, terutama dengan menambah bantuan anggaran dari pemerintah pusat,” harap Laura di sela-sela kunjungan kerja studi tiru di Kota Batam.
Laura mengaku, dalam pengarahan Menko PMK, Muhadjir Effendy, 70-80 persen warga yang miskin ekstrem di Kaltara sangat berisiko terkena stunting. Angka tersebut, dinilai masih sangat tinggi sehingga harus menjadi fokus perhatian serius dari pemerintah kabupaten/kota di Kaltara.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Zainal A Paliwang mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk upaya percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di kabupaten/kota di Kaltara. Pada pertemuan secara daring itu, Menko PMK, Muhadjir Effendy mengatakan persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem ini juga menjadi atensi pemerintah.
Kegiatan ini bertujuan agar semua pihak dapat melakukan koordinasi guna mengidentifikasi permasalahan stunting dan kemiskinan yang ada di masing-masing kabupaten/kota. (*)