Waspada Curah Hujan Tinggi, Banjir ‘Kiriman’ Malaysia Rendam Dua Desa

- Jumat, 2 Desember 2022 | 11:50 WIB
TERDAMPAK BANJIR: Dua desa di Kecamatan Sembakung terendam banjir kiriman dari Malaysia yang berada di hulu sungai Sembakung.
TERDAMPAK BANJIR: Dua desa di Kecamatan Sembakung terendam banjir kiriman dari Malaysia yang berada di hulu sungai Sembakung.

 Debit air Sungai Sembakung mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kondisi ini membuat banjir kembali merendam sejumlah wilayah di Kecamatan Sembakung. Tercatat hingga Sabtu, (27/11) ada dua wilayah Rukun Tetangga (RT) yang terendam banjir.

Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Abdul Basir menyampaikan, curah hujan tinggi membuat debit air sungai Sembakung naik. Karena kondisi ini ada dua RT yang telah terendam banjir sejak Sabtu (27/11).

“Batas normal ketinggian berdasarkan alat ukur 3 meter. Ketinggian air sungai Sembakung pagi menjelang siang ini mencapai 4,45 meter. Terjadi kenaikan 5 centimeter dari sebelumnya 4,40 meter,” ucap BPBD Nunukan, Abdul Basir. 

Dijelaskan, dua RT yang terdampak banjir di Kecamatan Sembakung yakni RT 6 dan RT 7 Tembelunu. Karena kondisi ini aktivitas masyarakat mulai terhambat. Untuk sementara, masyarakat yang beraktivitas menggunakan perahu ketinting. “Warga RT 6 dan RT 7 Tembelunu sudah digenangi air. Aktivitas masyarakat mulai terhambat dan kini menggunakan perahu ketinting,” jelasnya.

Diketahui, banjir yang merendam wilayah Sembakung bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, banjir terjadi pada Mei 2022 lalu, selain Sembakung, kecamatan lain juga ikut terdampak. Seperti, Sembakung Atulai, Lumbis, Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan dan Lumbis Hulu.

Bencana banjir terjadi di wilayah yang merupakan daerah aliran sungai (DAS) Sembakung diakibatkan beberapa faktor. Pertama, curah hujan yang tinggi. Kedua, banjir kiriman dari Malaysia. Ketiga, pendangkalan sungai.

Ia menegaskan, menghadapi cuaca ekstrem, BPBD Nunukan telah melakukan kesiapsiagaan. Dengan 21 kecamatan dan 232 desa, BPBD Nunukan memberdayakan aparat desa dengan membentuk desa tangguh bencana. Hadirnya desa tangguh bencana diharapkan dapat ditopang melalui anggaran dana desa khususnya desa yang kerap dilanda bencana.

“Setelah terbentuk kita mendorong desa untuk menganggarkan penanggulangan bencana dari dana desa. Sehingga bisa bergerak menangani. Sudah ada beberapa desa yang terbentuk. Dan sosialisasi terus berjalan untuk pembentukan desa tanggap bencana. Sehingga desa paham apa yang dilakukan jika terjadi bencana,” jelasnya.

BANJIR

Banjir kiriman Malaysia kembali menerpa Kecamatan Sembakung. Debit air sungai Sembakung mulai naik sejak Jumat (25/11) lalu, pada Minggu (27/11) banjir sudah merendam dua desa.

Camat Sembakung, Ridwan menyampaikan banjir yang terjadi merupakan banjir musiman. Sebab, debit air tinggi di sungai Sembakung diakibatkan kiriman dari wilayah Nabawan Keningau, Malaysia yang lebih dulu diterpa banjir. Kondisi ini membuat 112 kepala keluarga (kk) di dua RT terdampak. “Ini banjir kiriman dari Malaysia daerah Nabawan Keningau,” ucap Ridwan ketika dikonfirmasi Radar Tarakan.

Selain itu, banjir kiriman yang telah merendam dua desa diperparah dengan curah hujan tinggi yang terjadi di hulu sungai Sembakung dan di Sembakung. Sesuai pantauan di lapangan kondisi saat ini air mulai turun. “Banjir beberapa hari lalu ditambah adanya hujan di Sembakung dan hulu sungai Sembakung. Kondisi saat ini air mulai turun tetapi kelihatannya kemungkinan hujan di Hulu Sungai sembakung karena awan hitam,” jelasnya.

 Disebutkan dua desa yang terendam banjir saat ini yakni Desa Tagul dan Desa Atap. Untuk Desa Tagul ada empat RT dan sejumlah jalanan juga telah terendam. Kemudian, Desa Atap ada dua RT yakni RT 6 dan RT 7 di Dusun Tembelunu.

Sejumlah fasilitas umum yang terdampak di Dusun Tembelunu yakni sekolah dan puskesmas pembantu (pustu). “Di Tembelunu SDN 013 dan Pustu Kesehatan terendam banjir. Sedangkan di Desa Atap kantor pemadam kebakaran Sembakung dan Desa Tagul SDN 004 Sembakung,” rincinya. Sementara, Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Abdul Basir menambahkan saat ini debit air masih mengalami penurunan dari diketinggian 4,40 meter berdasarkan alat ukur yang terpasang dan untuk batas normal setinggi 3 meter. 

“Wilayah Sembakung Senin (28/11) pukul 12.00 WITA, ketinggian air sungai Sembakung mencapai 4,25 meter. Air terus mengalami penurunan di angka 15 sentimeter dari sebelumnya 4,40 meter. Untuk warga RT 6 dan RT 7 Tembelunu sudah digenangi air dan aktivitas masyarakat mulai terhambat dan menggunakan perahu ketinting,” pungkasnya. (akz/eza)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X