Dua Bulan Tarakan Kekosongan Stok Ternak Sapi dan Kambing

- Selasa, 15 November 2022 | 10:53 WIB
KEKURANGAN PASOKAN: Salah satu kandang peternak sapi yang ada di Tarakan. (FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN)
KEKURANGAN PASOKAN: Salah satu kandang peternak sapi yang ada di Tarakan. (FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN)

Dampak kebijakan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tentang pengendalian lalu lintas hewan rentan PMK hingga produk hewan rentan PMK berbasis kewilayahan, Tarakan mengalami kekurangan ternak.

Pemilik peternakan sapi yang berlokasi di Jalan Bhayangkara, Zainuddin mengatakan sudah 2 bulan tidak menyediakan stok sapi karena ada sistem zona.

“Lalu adanya peraturan PMK ini menyebabkan stok sapi kita sudah mengalami kekosongan selama 2 bulan. Ditambah lagi karena ada sistem zona. Tarakan ini kan zona hijau kalau zona kuning ke zona hijau kita tidak bisa menerima sapi dari luar daerah,” tuturnya Minggu (13/11).

Sudah berulang kali mengajukan surat permohonan ke dinas terkait di Pemprov Kaltara untuk menerima sapi dari wilayah Gorontalo. “Tapi dinas teknis di Pemprov Kaltara tidak mau, padahal di dinas teknis Tarakan sudah berikan surat rekomendasi mau menerima sapi dari Gorontalo karena peraturan PMK,” ujarnya.

Sebelumnya Zainuddin mengungkapkan September lalu merupakan terakhir kali menerima sapi dari Gorontalo berjumlah 191 ekor.

Nah sampai sekarang belum ada lagi. Padahal sapi-sapi dari Gorontalo sebelum dikirim ke Tarakan sudah menjalani pemeriksaan kesehataan dan dikarantina dua minggu. “Saya juga sudah mendengar informasi di sana mereka tidak berani kasih berangkat sapi karena peraturan Satgas PMK,” tambahnya.

Selama ini sapi jantan berangkat Gorontalo ke Tarakan rata-rata sebanyak 330 ekor menumpangKM Cemara Nusantara atau kapal ternak milik Kemenhub RI. “Kambing ada 40 ekor dan kami sudah bikin surat rekomendasi dan sudah ditandatangani kepala dinas terkait. Cuma kendalanya saat ini adalah di antara Satgas PMK pusat dan Satgas Gorontalo, padahal sapi di sana sudah siap diberangkatkan ke Tarakan,” ungkapnya.

Adapun sapi yang tiba di Tarakan, sebagian akan diberangkatkan lagi ke Tana Tidung, Nunukan, Malinau dan Tanjung Selor. “Nanti sapi ini akan tersebar di peternakan yang ada di Tarakan atau pemotongan hewan, petani-petani di kabupaten Kaltara,” ungkapnya

 Sebelum terjadi kekosongan stok, ia sering menerima pesanan dari pedagang daging di pasar terdekat. “Untuk pedagang rumah makan, lalu rumah sakit umum perlu daging 18 sampai 21 kg per 3 hari,” jelasnya.

Sebagai informasi kisaran harga sapi yang dijual peternakan milik Zainuddin tergantung pemesanan per-ekor. Paling murah Rp 15 juta, paling mahal Rp 40 juta. (ife/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X