Di Tarakan, Sapi dan Kambing Mulai Susah Dicari

- Senin, 14 November 2022 | 10:19 WIB
TERKENDALA PMK: Stok sapi dan kambing di Tarakan menipis. (FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN)
TERKENDALA PMK: Stok sapi dan kambing di Tarakan menipis. (FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN)

Bumi Paguntaka kembali mengalami krisis daging sapi dan kambing. Hal ini dikarenakan kerja sama antara Tarakan dan Gorontalo terkendala penyakit kuku dan mulut (PMK). Sehingga distribusi sapi dan kambing dari daerah tersebut sementara belum dapat berjalan.

“Tarakan ini zona hijau (PMK) karena pulau. Sapi kita itu dari luar daerah masuk ke sini, tapi kami terhalang karena peraturan,” ungkap Kepala Dinas Peternakan Pertanian Tanaman Pangan (Disnaktan) Tarakan, Elang Buana Jumat (11/11).

Untuk itu, demi memenuhi kebutuhan sapi di Tarakan dikatakan Elang pihaknya akan bersama dengan Pemerintah Gorontalo untuk berangkat bersama ke Jakarta guna mengurus permasalahan tersebut. Sebab dalam hal ini Pemkot Tarakan tidak dapat membiarkan stok sapi di Tarakan terus berkurang.

“Kami berkoordinasi dengan Kadis Gorontalo Utara untuk bersama-sama membahas masalah ini. Dan nanti perjanjian kerjasama itu ditandatangani didepan para Dirjen ketahanan pangan nasional,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Elang pihaknya memiliki satgas penanggulangan PMK. Dalam hal ini, daerah Sulawesi telah terkena virus PMK, sehingga membuat daerah Gorontalo Utara menjadi zona kuning meski Gorontalo tidak pernah ditemukan kasus PMK.

“Zona kuning ke zona hijau ini rumit kepengurusannya karena butuh tes darah dan sebagainya,” katanya.

Kendati demikian, dikatakan Elang daerah Gorontalo tidak keberatan akan syarat. Hanya saja antar provinsi belum memiliki koneksi yang pas. Sehingga hal ini memiliki permasalahan dalam hal pendistribusian sapi dari daerah Gorontalo ke Tarakan.

“Selama ini kami hanya meminta (sapi) dari daerah Gorontalo. Nggak mau yang lain kami, karena kalau dari daerah Kaltara ini juga kurang, sebab dari Gorontalo kita kirim kemana-mana,” jelasnya.

Jika ingin mendatangkan sapi dari daerah Kalimantan Timur, dilanjutkan Elang saat ini Kalimantan Timur juga terinfeksi PMK. Sehingga pihaknya ingin mencegah adanya PMK di Tarakan. Sebab itu dalam hal ini pihaknya percaya akan kualitas sapi dari Gorontalo yang tidak terinfeksi PMK.

“Kami memilih daerah itu tidak sembarangan. Sekali datang, sapi itu ada 200 ekor kalau kambing 500 ekor pakai cemara nusantara 5 yang merupakan milik Kementerian Perhubungan,” ucapnya.

Pengiriman sapi dari Gorontalo ke Tarakan telah terhambat selama 1 bulan terhitung sejak Oktober 2022 lalu. Dalam hal ini, Elang khawatir jika sapi yang produktif di Tarakan menjadi habis, sebab kebutuhan sapi di Tarakan saat ini cukup besar namun masih dapat dipenuhi karena adanya daging impor. “Kadang-kadang seperti penjual bakso dan makanan yang butuh tulang sapi. Satu hari itu kita bisa habiskan 3 sampai 4 ekor sapi,” pungkasnya. (shy/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X