Dinkes Klaim Tana Tidung Bebas Penyakit Frambusia

- Sabtu, 22 Oktober 2022 | 10:18 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Dinas Kesehatan (Dinkes) Tana Tidung mengklaim lima tahun terakhir tidak ditemukan penderita penyakit frambusia.

Sehingga dapat dikatakan Tana Tidung eradikasi (bebas penyakit) frambusia. Frambusia adalah suatu infeksi bakteri jangka panjang (kronis) sejenis koreng yang paling sering mengenai kulit, tulang, dan sendi. 

Penyakit ini memiliki tiga stadium, yaitu: frambusia stadium 1. Sekitar tiga hingga lima minggu setelah seseorang terpapar bakteri penyebabnya, benjolan seperti kelengkeng akan muncul pada kulit, umumnya di kaki atau bokong.

Benjolan ini, terkadang disebut frambesioma (atau disebut juga induk frambusia), secara bertahap akan tumbuh besar dan membentuk kerak kuning tipis.

Area tersebut bisa terasa gatal dan bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di dekatnya. Benjolan itu biasanya sembuh sendiri dalam enam bulan dan sering meninggalkan luka.

Frambusia stadium 2. Stadium berikutnya bisa dimulai sewaktu masih ada frambesioma atau beberapa minggu/bulan setelah stadium pertama infeksi bakteri ini sembuh.

Pada stadium ini, ruam berkerak terbentuk, yang dapat mencakup wajah, lengan, kaki, dan bokong. Telapak kaki juga bisa jadi tertutup oleh koreng tebal yang menyakitkan. Berjalan bisa jadi menyakitkan dan sulit.

Meskipun tulang dan sendi juga bisa terkena, kondisi ini di stadium dua biasanya tidak menyebabkan kerusakan pada area ini. 

Frambusia stadium 3. Stadium akhir dari penyakit ini hanya dialami oleh sekitar 10 persen orang yang terinfeksi.

Kondisi ini dimulai setidaknya 5 tahun setelah frambusia awal muncul.

Tahap akhir ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit, tulang, dan sendi, terutama di kaki.

Frambusia stadium akhir ini juga dapat menyebabkan suatu bentuk kerusakan wajah, yang disebut gangosa atau rhinopharyngitis mutilan karena menyerang dan menghancurkan sebagian hidung, rahang atas, langit-langit mulut (atap mulut) dan bagian tenggorokan yang disebut faring.

Jika ada pembengkakan di sekitar hidung, orang dengan frambusia stadium akhir dapat mengalami sakit kepala dan hidung berair/beringus.

Mereka yang telah mencapai stadium 3 juga dapat memiliki penampilan wajah yang disebut goundou. Kepada Radar Tarakan, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantsan Penyakit (P2P) Dinkes Tana Tidung Hanna Juniar mengatakan, meski bebas frambusia, Dinkes Tana Tidung tetap melakukan sosialisasi ke masyarakat terutama soal pola hidup bersih dan sehat.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X