Jadi Persoalan Serius, Anak Penderita Stunting di Tarakan Naik

- Senin, 17 Oktober 2022 | 17:51 WIB
ilustrasi
ilustrasi

TARAKAN – Hingga saat penanganan stunting masih terus berjalan di Kota Tarakan, hal itu dilakukan dalam menjalankan intruksi pemerintah pusat dalam menanggani ancaman stunting di Indonesia. Diketahui, Persoalan stunting disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama pada balita menyebabkan gangguan pertumbuhan tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya.

 Saat dikonfirmasi usai menghadiri sebuah agenda, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tarakan Effendhi Djuprianto, menjelaskan peningkatan kasus stunting tidak terlepas dari minimnya pengetahuan masyarakat terhadap kasus stunting. Sehingga menurutnya, dalam hal ini selain melakukan penanganan, pencegahan merupakan upaya terpenting.

 "Harus kita akui ketidaktahuan masyarakat mengenali stunting masih menjadi masalah terbesar kita. Stunting sebenarnya tidak harus dikenali orang yang sudah berkeluarga saja, tapi pada masyarakat yang hendak menikah.  supaya nanti para pengantin baru dapat melakukan pencegahan sejak awal," ujarnya, (16/10).

 Adapun terkait perkembangan stunting di Kota Tarakan, dibeberkannya selama pandemi Covid-19 tahun 2020 hingga 2021 angka pertumbuhan stunting di Bumi Paguntaka mengalami peningkatan. Adapun kasus di tahun 2022 sejak Januari hingga bulan Oktober 2022 tercatat angka stunting mencapi 25,6. "Presentase ini melebihi standar nasional 14 persen. Artinya persoalan stunting di Kota Tarakan menjadi persoalan serius. Sehingga untuk menanggani hal ini kami sudah memetakan untuk sasaran penangganan di Tarakan,"tukasnya.

 Ia menargetkan di 2022 ini angka stunting di Kota Tarakan dapat ditekan menjadi 15 persen dan di tahun selanjutnya dapat kembali ditekan menjadi 8 persen. "Kami memiliki pola untuk menekan stunting ini dari tahun ke tahun. Sesuai target pemerintah pusat yang menargetkan 2050 kita terbebas dari stunting. Setiap tahun  kami target presentase nya bisa turun 5 sampai 8 persen. Hingga sampai 2024 nanti kami menargetkan presentase stunting turun menjadi 6 persen,” ungkapnya. 

Hingga kurang lebih 2,5 bulan lagi sebelum memasuki tahun 2023, pihaknya cukup gencar melakukan penangganan dan pencegahan. Dengan harapan waktu yang tersisa di tahun 2022 ini dapat menekan presentase stunting 10 persen. Meski diakuinya tidak mudah, namun dengan upaya dan gigi serta kerjamasa yang solid pihaknya optimis mewujudkan itu. "Kami tentu berharap dukungan semua masyarakat, tidak terkecuali TNI-Polri. Soal tercapai tidaknya, yang penting kita kerja keras dulu. Namanya juga target, soal hasilnya nanti, makanya kita usaha dulu, setidaknya kita bisa di bawah standar nasional,” pungkasnya. (zac/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X