Nelayan Tarakan Sulit Dapat BBM, Keluhkan Antrean Truk

- Rabu, 5 Oktober 2022 | 12:10 WIB
Antrean kendaraan truk di Jalan Mulawarman, Tarakan ini sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. (FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN)
Antrean kendaraan truk di Jalan Mulawarman, Tarakan ini sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. (FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN)

Hingga saat ini nelayan di Tarakan masih kesulitan dalam mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Meski sebelumnya persoalan ini sempat disampaikan dan dilakukan rapat dengar pendapat (RDP) di DPRD Tarakan, namun hingga saat ini pertemuan tersebut belum berdampak atau membawa kemudahan bagi nelayan.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Rustan mengatakan, hingga saat ini nelayan masih kesulitan mendapatkan BBM. Menurutnya selama ini Pertamina dinilai belum transparan untuk membuka kuota khusus nelayan setiap bulan. Selain itu ia menduga, saat ini adanya kedatangan jumlah truk dalam jumlah besar yang berdatangan dari luar Kaltara, sehingga hal tersebut dikhawatirkan menganggu penyaluran solar ke nelayan.

“Persoalannya, kita tidak pernah melihat keterbukaan pemerintah tetkait dengan jatah BBM bersudsidi. Selama ini kita tidak pernah melihat keterbukaan pemerintah terkait dengan kuota atau jasa bersubsidi. Jadi kita tidak tahu berapa si sebenarnya kuota yang disiapkan untuk nelayan.Selama ini tidak ada transparansi berapa jumlah jatah BBM nelayan per bulan,” ujarnya, Selasa (4/10).

Dijelaskannya, selama ini data yang dipublikasi hanya menjelaskan secara garis besar saja, tidak menjelaskan peruntukan item jenis transportasi. Sehingga menurutnya, bisa saja laporan tersebut tidak sesuai di lapangan.

“Selama ini kan data yang dibuka untuk darat dan laut saja. Nah laut tidak jelas berapa liter ke APMS tiap bulannya. Bisa saja data itu cuma tertulis tapi penyalurannya di lapangan tidak sesuai. Buktinya kalau penyalurannya sesuai kuota yang dilaporkan lebih, nelayan tidak kesulitan mendapatkan BBM,” tukasnya.
Selain itu pihaknya menduga, saat ini adanya kedatangan truk dalam jumlah besar yang berdatangan dari luar Kaltara. Truk-truk tersebut diketahui sedang terlibat dalam pengerjaan proyek penimbunan pembangunan pabrik kertas di Tarakan Utara. Hal tersebut jelas membawa kekhawatiran bagi nelayan. “Sebelum banjirnya truk di sini solar subsidi bagi jatah nelayan aman-aman saja, tapi semakin banyaknya truk ini malah sepertinya tambah cukup sulit. Karena SPBU, APMS itu kan kelasnya beda, saya lihat semua itu dimasuki truk perusahaan itu,” tuturnya.

Pihaknya tjdak keberatan harus mengantre lama di APMS, kendati begitu menurutnya penyaluran BBM seharusnya sesuai jadwal dan profesional. “Jatah kami selama sebulan 6 kali, dalam sekali mengantre itu tergantung rekomendasi Dinas Perikanan, ada yang 60 sampai 200 liter. Tergantung besar perahu dan mesin,” jelasnya.

“Sebenarnya untuk mengantre kami bisa saja, cuma persoalannya pas BBM datang, dan kami melaut, siapa yang mau mengantre BBM ini. Kami sering tidak melaut karena mengantre. Sekarang pendistribusiannya itu memengaruhi jam kerja nelayan. Itu jadi satu beban juga bagi nelayan sekarang,” ulasnya. (zac/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X