Kondisi Sungai Selor dan drainase dalam kota di Tanjung Selor, Ibu Kota Kalimantan Utara (Kaltara) yang mengalami kebuntuan kembali dikeluhkan oleh masyarakat.
Keluhan itu disampaikan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara, Achmad Djufrie saat melakukan reses atau serapan aspirasi masyarakat di Kampung Arab, Tanjung Selor beberapa waktu lalu. “Ada banyak keluhan yang disampaikan masyarakat, utamanya soal infrastruktur dan pendidikan,” ujar Achmad Djufrie kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor, Selasa (27/9).
Untuk Sungai Selor ini, dulunya bisa digunakan masyarakat untuk beraktivitas lalu lalang menggunakan perahu dan lainnya. Tapi sekarang kondisinya sudah tertutup dengan tumbuhan eceng gondok. “Ini diminta oleh masyarakat untuk dibersihkan atau dilakukan pengerukan,” kata Politisi Partai Gerindra ini.
Kemudian soal drainase dalam kota yang tidak berfungsi maksimal, itu tampak saat hujan turun. Setelah hujan reda, air yang tergenang sulit untuk kering karena sejumlah saluran mengalami kebuntuan. “Ini butuh kanal pembuangan yang optimal agar air yang terkandung itu bisa cepat keluar,” katanya.
Tak hanya itu, hal yang tak kalah pentingnya adalah penanganan sejumlah titik drainase yang terpantau mengalami kebuntuan atau tidak berfungsi optimal untuk mengalirkan air. Hal lain yang juga menjadi keluhan masyarakat adalah soal beasiswa atau bantuan pendidikan. Ini perlu jadi perhatian khusus dari pemerintah sebagai upaya untuk mendukung mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Ini (pemberian beasiswa) perlu diperhatikan, karena pasca Covid-19 dan kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak), banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena terbentuk persoalan ekonomi keluarga,” ungkapnya.
Selain ini, masih ada beberapa hal lain yang juga menjadi ‘curhatan’ masyarakat ke anggota legislatif ini, di antaranya di sektor kesehatan, pertanian, serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). “Apa yang menjadi keluhan dari masyarakat ini akan kami tindaklanjuti dan dimasukkan dalam pokok pikiran dewan yang kemudian disampaikan ke pemerintah daerah untuk disikapi,” sebutnya.
Untuk diketahui, beberapa upaya telah dilakukan pemerintah daerah untuk menangani persoalan kebuntuan drainase dalam kota, di antaranya dengan membuat gorong-gorong di beberapa titik jalan yang buntu atau tersumbat. (iwk/eza)