Masih Ada 37 Jembatan Antara Long Semamu-Long Bawan Harus Dibangun

- Jumat, 23 September 2022 | 13:12 WIB
TINJAUAN LAPANGAN: Tim Pemantau dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) meninjau sejumlah proyek strategis di Kalimantan Utara, Rabu (21/9). FOTO: ISTIMEWA
TINJAUAN LAPANGAN: Tim Pemantau dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) meninjau sejumlah proyek strategis di Kalimantan Utara, Rabu (21/9). FOTO: ISTIMEWA

 Tim Pemantau dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) meninjau sejumlah proyek strategis di Kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (21/9). Salah satunya jalan poros Malinau-Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan dan sejumlah titik ruas jalan Malinau-Long Semamu. 

Dr. H. Suheriyatna, M.Si, salah satu anggota tim dari TPE-PSN Kemen-PUPR mengungkapkan, sesuai target yang ditetapkan, ruas jalan Malinau-Long Bawan (Krayan) sepanjang 207,5 kilometer (Km) akan dituntaskan pada Juni 2024.

Dari hasil evaluasi dan pantauan di lapangan, ada beberapa yang menjadi fokus pengerjaan untuk bisa mencapai target yang telah ditetapkan.

Di antaranya penuntasan sejumlah jembatan penghubung di sepanjang jalan menuju perbatasan negara ini. Sedikitnya masih ada 37 titik jembatan lagi yang harus dibangun. Dari titik Long Semamu hingga Long Bawan. Dengan panjang bentang beragam, dari pendek hingga jembatan panjang.

“Setelah perjalanan cukup panjang, hingga mobil yang kami tumpangi sempat mengalami kerusakan, kami akhirnya bisa menembus sampai Melasuk,” kata Suheriyatna.

Ia mengatakan, dalam tinjauan tim yang dipimpin Ir. Subagyo, CES, jembatan Melasuk dengan bentang 80 meter yang berada di ruas jalan Malinau-Long Semamu-Long Bawan telah rampung. Jembatan ini diperuntukkan bagi angkutan kendaraan ringan. “Laporan dari satker yang menangani, dari Semamu sampai Long Bawan ada sekitar 37 jembatan, termasuk satu jembatan bentang panjang di daerah Krayan. Nanti akan dibangun semi permanen dulu, seperti di Jembatan Melasuk,” kata Suheriyatna.

Dengan terhubungnya semua jembatan dari Malinau hingga Krayan, nantinya jalan poros ini sudah bisa fungsional.

“Terutama untuk pengangkutan barang. Terhubungnya jalan ini memang sudah lama ditunggu. Selama ini hanya angkutan sungai dan udara yang menjadi alternatif utama masyarakat di perbatasan Kaltara. Dengan risiko tinggi dan tentu biaya yang mahal,” ujarnya.

Apalagi dengan ditutupnya perbatasan Long Midang (Kaltara-Indonesia) dengan Ba’kelalan (Sabah-Malaysia) selama pandemi Covid-19.

Dengan telah terhubungnya jembatan dan jalan ini, Suheriyatna mengatakan, akses jalur darat akan lancar. Sehingga transportasi barang dan orang lancar. Yang efek positifnya akan menurunkan harga kebutuhan di wilayah perbatasan. Selain jembatan yang akan menjadi fokus penyelesaian, sesuai topografi wilayah, di sepanjang jalan yang dibangun ini, ada beberapa titik yang perlu penanganan khusus. Salah satunya karena ketinggiannya.

“Selain pengerjaan jembatan, dari sisi Malinau-Semamu tadi kita lihat ada beberapa pengerjaan relokasi jalan. Ada satu ruas dari 16 kilometer, kita relokasi menjadi 8 kilometer. Juga ada pemotongan bukit atau penurunan grade tanah, supaya tidak terlalu menanjak atau menurun jalannya,” terang Suheriyatna.

Begitu pula, dari ruas Semamu-Long Bawan (Krayan), ada pengerjaan serupa (relokasi jalan) yang diharapkam paketnya yang saat ini sedang proses, bisa secepatnya berkontrak dan terealisasi pengerjaannya.  “Yang dari ruas Semamu-Long Bawan, ada ditemui beberapa kendala, seperti tanjakan Jempolon, tanjakan Selukut. Kemudian jembatan Binuang dan Krayan. Kita beraharap dapat segera diselesaikan. Sesuai target, waktu penyelesaian paling lambat awal tahun 2024. Sehingga Juni 2024 jalan Malinau-Krayan telah tembus diselesaikan 100 persen,” tegasnya.

Dalam kesempatan bertemu dengan pihak kontraktor, di lapangan pelaksanajuga terkendala dengan kenaikan harga material. Apalagi menyusul adanya kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak). “Mereka mengalami keterlambatan karena kendala kenaikan harga BBM dan meterial. Meski demikian, mereka komitmen akan menuntaskan pekerjaan,” tambahnya.

Dikatakan, di Kaltara ada beberapa titik yang akan ditinjau. Di antaranya akses jalan menuju pos lintas batas negara (PLBN), kemudian jalan nasional di Kalimantan dan beberapa titik lainnya.“Untuk PLBN di Kaltara ada beberapa. Beberapa bulan lalu sudah kita tinjau di PLBN Sebatik di Nunukan. Kali ini di wilayah Malinau,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X