MULAI GAWAT..!! Harga Kebutuhan Pokok di Tarakan Naik

- Selasa, 20 September 2022 | 12:00 WIB
TERDAMPAK: Harga sejumlah kebutuhan pokok mulai naik sejak pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi. FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN
TERDAMPAK: Harga sejumlah kebutuhan pokok mulai naik sejak pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi. FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN

Per September ini, harga sejumlah bahan pokok terus naik. Dari beras hingga tepung terigu terpantau mengalami kenaikan harga di sejumlah pasar di Tarakan.

Salah satu pedagang sembako Pasar Gusher Tarakan, Herman mengatakan bahwa harga satu karung beras dengan berat 20 kilogram mencapai Rp 220.000 hingga Rp 225.000. Sedang beras premium dijual dengan harga Rp 14.000 per kilogram.

“Ini naik harganya. Kalau kemarin yang 20 kilogram masih bisa kami jual Rp 215.000. Tapi sekarang sudah tidak bisa,” kata Herman, Minggu (18/9). 

Harga gula masih bertahan Rp 15.000 per kilogram. Harga tepung terigu naik setiap pekannya, pada minggu sebelumnya harga tepung terigu mencapai Rp 217.000 per 25 kilogram, namun kini Rp 263.000 per 25 kilogram. 

“Terigu saja yang naik. Kalau tepung kanji masih Rp 14.000. Kalau tepung terigu per kilogramnya Rp 12.000 sampai 13.000 per kilogram,” jelas Herman.

Sejak kenaikan harga tepung, dikatakan Herman jumlah permintaan dari konsumen berkurang. Namun pihaknya tetap menyetok.

Pedagang sembako lainnya, Padli mengatakan bahwa harga tepung terigu saat ini mencapai Rp 14.000 dengan harga Rp 160.000 per 12 kilogram. “Pengambilan baru-baru ini tepung terigu naik terus sampai Rp 10.000 per dus,” kata Padli. 

Sedang khusus harga beras diakui Padli juga mengalami peningkatan harga. Hanya ia tak meirinci harga dari daerah asal. “Kalau sekarang saya jual masih Rp 12.000 per kilo kalau sekarung Rp 220.000,” katanya.

Namun berbeda dengan harga minyak goreng dikatakan Padli mengalami penurunan harga dari Rp 105.000 menjadi Rp 90.000 per 1 jeriken. Khusus gula mencapai Rp 15.000 per kilogram dan tidak mengalami perubahan harga.

INFLASI POTENSI NAIK

Sebelumnya, pengamat sekaligus akademisi Universitas Borneo Tarakan (UBT), Dr. Margiyono, S.E, M.Si, menilai kenaikan harga BBM berimbas pada berbagai kebutuhan. Adapun bantuan sosial pemerintah belum menutupi besarnya tanggungan yang masyarakat alami.

“Kenapa? Karena kalau masyarakat semakin miskin, daya beli akan menurun. Kemudian BLT yang diberikan itu kan hanya sekitar Rp 150 ribu per bulan,” ujarnya, Selasa (13/9).

Dijelaskan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) masyarakat sedikitnya mengeluarkan uang dalam satu bulan sebesar Rp 475-500 ribu. Dengan kenaikan kebutuhan membuat warga tergolong miskin tetap mengalami peningkatan beban sebesar 7-8 persen meski telah menerima bantuan sosial. “Sementara dari data BPS, belanja masyarakat itu kira-kira seminimalnya Rp 475-500 ribu secara nasional, artinya kalau dalam 1 rumah tangga itu ada 5 orang. Maka orang tergolong miskin adalah termasuk yang pendapatannya Rp 2,5 juta. Rp 2,5 juta itu kalau misalnya mendapatkan bantuan lebih Rp 150 ribu, artinya dia hanya mendapatkan tambahan pendapatan kurang 10 persen atau sekitar 7-8 persen,” urainya.

“Sementara dalam sisi yang lain, dalam konteks makro inflasi kita sudah 4,94 atau kita bulan 5 persen per Juli. Dengan adanya kenaikan BBM ini, menurut para pakar, diprediksikan akan ada kenaikan inflasi di atas 3 persen. Artinya potensi inflasi pasca naiknya BBM bisa menyentuh 9 persen,” terangnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X