NUNUKAN - Belum genap sepekan distribusi barang dari Ba'kelalan menuju Krayan dilakukan. Kini jalur perlintasan orang dan barang antara negara kembali ditutup total.
Kondisi ini diakibatkan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Serawak. Sehingga, Pemerintah Malaysia kembali menutup akses masuk di Negara Bahagian Serawak, Malaysia.
Kepala Imigrasi Kelas II Nunukan, Washington Saut Dompak menyampaikan bahwa sesuai dengan informasi yang ia terima untuk jalur perlintasan orang dan barang di perbatasan Long Midang-Ba'kelalan ditutup sejak Selasa, (13/9). Dan kebijakan lockdown disampaikan Police Lawas ke Tentera Diraja Malaysia (TDM) yang bertugas di Ba'kelalan. “Benar (lockdown) pemerintah Malaysia khususnya Serawak resmi menutup segala perlintasan status emergency ke wilayahnya. Karena kasus Covid-19 di sana kembali meningkat,” ujar Washington kepada Radar Tarakan, Rabu (14/9).
Dijelaskan, kebijakan lockdown yang diberlakukan sejak Selasa 13 September 2022. Sementara, waktu berakhirnya masa lockdown belum diketahui pasti. Sehingga, pihaknya berharap masyarakat Krayan dapat menghormati keputusan dan kebijakan yang dilakukan Malaysia. “Kita berharap masyarakat memahami kebijakan negara lain. Dan kita juga harus menghormati. Harapan kita kasus Covid segera menurun. Dengan begitu, akses masyarakat ke Ba'kelalan dapat kembali dibuka,” pintanya.
Senada yang disampaikan Camat Krayan, Ronny Firdaus terkait penutupan pintu masuk di perbatasan yang dilakukan pemerintah Serawak. Hal ini merupakan kebijakan yang telah ditetapkan. Dengan alasan bahwa belum ada penyampaian secara resmi pemerintah setempat terkait pandemi. “Padahal kita ketahui bersama sejak 1 April disampaikan pintu resmi dibuka. Mereka punya kebijakan sendiri. Walaupun di wilayah lain Malaysia sudah membuka namun pemerintah Serawak belum. Bahasanya sampai waktu yang belum ditetapkan (ditutup),” jelasnya.
Untuk itu, ia berharap dengan kebijakan pemerintah Serawak dan perwakilan Indonesia di Serawak bisa melakukan koordinasi. Sehingga, aktivitas perlintasan barang dapat dilakukan. “Perwakilan kita disana bisa melakukan komunikasi agar aktivitas perlintasan dapat dibuka. Sama seperti negara bagia Sabah yang terjadi saat ini,” jelasnya. (akz/lim)