Dirugikan Akibat Limbah Pertamina, Petani Sayur Bingung Harus Mengadu ke Mana

- Kamis, 25 Agustus 2022 | 11:09 WIB
KENA DAMPAK: Seorang petani sayur menunjukkan aliran air yang tercemar minyak Pertamina. (Foto:Ifransyah/Radar Tarakan)
KENA DAMPAK: Seorang petani sayur menunjukkan aliran air yang tercemar minyak Pertamina. (Foto:Ifransyah/Radar Tarakan)

Adanya dugaan pencemaran air akibat tumpahan minyak di RT 18 Gang Jagung Kelurahan Karang Harapan, menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar.

Selain karena aroma tumpahan minyak yang menyengat, limbah tersebut juga merugikan petani sekitar yang tak bisa memanfaatkan air sekitar drainase akibat tercemar minyak.

Saat dikonfirmasi, salah satu petani, Yakob Samperuru menerangkan, persoalan ini bukanlah hal baru di lingkungan tempatnya tinggal. Bahkan ia mengaku bingung harus mengadu ke mana lantaran dirinya memiliki pengetahuan terbatas. 

“Sebenarnya ini sudah sering terjadi, dibersihkan kadang ada lagi. Sudah lama saya meresahkan ini cuma saya bingung mau mengadu sama siapa. Saya sempat tanya orang bagaimana mengadukan ini, kata orang datangi saja kantor Pertamina. Tapi saya ini orang bodoh, tidak sekolah nanti ditanya apa keperluan saya ke sana,”ujarnya, Selasa (23/8). 

Dijelaskannya, sebelum terjadinya pencemaran air pada sungai yang saat ini menjadi drainse, ia dan petani lainnya cukup terbantu menjalankan aktivitas perkebunan sayur. Namun saat aliran air tercemar beberapa petani menjual lahannya lantaran tak bisa menjalankan aktivitas berkebunnya dengan normal.

“Dulu kami pakai air di sungai ini untuk menyiram tanaman kebun, tapi sekarang sejak ada minyak kami tidak bisa pakai airnya lagi. Air yang masuk di penampungan saya tutup karena berminyak. Mau pakai air PDAM ada kaporitnya tidak bagus juga,”terangnya.

“Mana ada, tidak ada tanggung jawab Pertamina. Memang kami tidak protes tapi mau bagaimana lagi. Dulu tahun 2005 pernah terjadi di sini juga, ini ada kebun di depan yang dipagari si Aweng punya. Diganti 30 juta katanya itu gara-gara banjir minyak macam begini. Karena di situ ada bocor pipanya habis tanamannya mati semua,”tukasnya. 

Sementara, Head of CRC Pertamina Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan Zona 10, Visnu C. Bhawono mengatakan, terkait langkah penanganan masih akan dikoordinasi secara internal.

“Mohon ditunggu, agar kami dapat berkoordinasi dengan pimpinan dan regional kami,” ujar Visnu. (*)

 
 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X