MALINAU - Kabar gembira bagi masyarakat Kabupaten Malinau yang dimana sejak beberapa hari yang lalu kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Pukul 20.00 Wita pada Kamis, 18 Agustus 2022, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Apa Mening membuka kembali Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Malinau Kota dan IPA Kuala Lapang untuk memproduksi air baku dari Sungai Sesayap Malinau.
Bupati Malinau, Wempi Wellem Mawa menegaskan PDAM Apa Mening wajib mendistribusikan air yang layak kepada masyarakat. “Apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, yang membuat distribusi ke pelanggan karena sumber air bakunya tidak bisa dikelola oleh PDAM Apa Mening,” kata Wempi.
Wempi mengaku bersama Kapolres Malinau, Dandim 0910/Malinau melakukan peninjauan terhadap air baku yang akan di kelola PDAM Apa Mening. Hasil dari peninjauannya bersama Forkompimda Malinau, air baku yang dioperasikan PDAM Apa Mening telah dinilai layak untuk dikonsumsi masyarakat.
“Sehingga beberapa jam kedepan, penyaluran air akan diterima oleh masyarakat. Kehadiran kami, Pak Kapolres dan Dandim 0910/Malinau untuk memastikan air baku tersebut benar-benar layak,” tutupnya.
TANA TIDUNG TERDAMPAK
Akibat jebolnya tanggul batu bara yang ada di Kabupaten Malinau, berdampak juga ke Kabupaten Tana Tidung. Yang mana saat ini pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) KTT untuk sementara tidak mengalirkan air ke rumah masyarakat.
Pihaknya tidak mau mengambil resiko terkait limbah yang bisa saja membahayakan kesehatan masyarakat di Tana Tidung, sehingga untuk sementara pihak PDAM menghentikan pengaliran air ke rumah-rumah warga.
Terkait hal tersebut, salah satu warga Eko (36) mengatakan jika PDAM tidak mengalirkan air sampai batas waktu yang tidak ditentukan, seperti apa nasib warga yang bergantung kepada air PDAM.
"Kalau PDAM bilang tidak mengalir sampai batas waktu yang tidak ditentukan bagaimana nasib warga yang menggunakan air PDAM, ini juga harus dipikirkan," kata Eko kepada Radar Tarakan, Kamis (19/8) malam.
Ia juga mengerti jika PDAM tidak mengalirkan air karena dampak dari bocornya tanggul batu bara yang ada di Malinau, namun disisi lain ia pun tidak tau jika air PDAM tidak mengalir sementara waktu.
"Bingung juga kita, mau tidak mau terpaksa pesan air sumur. Dan ini tentu menambah biaya lagi. Kalau misalnya sebulan tidak mengalir berapa memang sudah pengeluaran kita," keluhnya.
Warga lainya, Sari (38) juga tak dapat berbcara apa-apa terkait tidak mengalirnya air PDAM akibat tanggul batu bara yang bocor tersebut. "Saya liat di Facebook mas, PDAM mengeluarkan imbauan kalau PDAM tidak mengalir sampai batas waktu yang tidak ditentukan," ujarnya.
Ia pun hanya bisa pasrah, karena menurutnya jika harus PDAM mengalirkan air tentu akan berbahaya juga pada kesehatan masyarakat.
"Bahaya juga kan, apalagi saya ada anak kecil masa harus pake air yang tercemar. Mau tidak mau ya harus beli air aja sudah untuk sementara waktu," ungkapnya.