Antrean Mengular, Pertamina Malah Bilang Stok BBM di Tarakan Aman

- Sabtu, 13 Agustus 2022 | 12:40 WIB
Antrean kendaraan di salah satu SPBU di Tarakan.
Antrean kendaraan di salah satu SPBU di Tarakan.

TARAKAN - Pemandangan antrean mobil dan truk di sejumlah SPBU Tarakan belakangan ini sering terlihat. Bahkan berdasarkan pantauan Radar Tarakan, panjang antrean kendaraan diperkirakan sampai puluhan meter.Hal ini diprediksi karena terbatasnya solar.

Aalah satu sopir truk, Ilham menuturkan bahwa dirinya sedang mengantre solar untuk bekerja sebagai sopir muatan pasir. Sehingga demi mendapatkan target yang banyak, ia harus mengantre lebih pagi.

"Kalau saya pagi-pagi sudah antre di sini, karena mau kerja. Kalau mau antre siang, bolak balik. Jadi sekalian saja, antre dulu baru kerja," tuturnya.

Ilham mengakui setiap pagi melihat kendaraan berjejer dengan antrean panjang di SPBU. Sehingga ia merasa harus lebih awal tiba di SPBU apabila ingin cepat mendapatkan solar. "Tiap pagi begini, pasti banyak yang antre. Kalau kesiangan, bisa telat nggak dapat kejar setoran," tuturnya. Meski begitu, Ilham mengaku dirinya tak pernah kehabisan solar karena ia selalu tiba di lokasi SPBU lebih awal bahkan sebelum SPBU dibuka.

Terkait terbatasnya solar, hal itu ditepis PT Pertamina. "Kalau ditanya tersedia, ya tersedia (solar). Nggak terbatas," ungkap Sales Branch Manager Rayon V Kaltimtara Fuel Pertamina Tarakan, Azri Ramadan Tambunan, Rabu (10/8).

Antrean kendaraan yang sering terjadi belakangan ini dinilainya sebagai kebetulan. Karena jumlah kendaraan saat ini memang banyak yang melakukan antrean. "Memang selalu ngantre kan? Di SPBU mana yang nggak ada antrean? Ya ngantrelah orang pastinya. Itu kan mereka (pengendara) ngisinya (solar) pagi, jadi kebetulan," tuturnya.

Dalam hal ini, lanjut Azri, pihaknya menegaskan bahwa stok solar tidak terbatas. Sebab kebutuhan solar secara keseluruhan di Tarakan mencapai angka 30 KL per hari. "Makanya saya bilang kebetulan, karena mereka ini serentak antrenya. Karena banyak yang kerja timbunan," katanya.

Tarakan saat ini memiliki 11 lembaga penyalur, hanya saja dua di antaranya tidak mmelayani solar. Sehingga jika dikalkulasikan Tarakan memiliki 9 lembaga penyalur solar, sehingga menurutnya ini cukup untuk memenuhi kebutuhan solar di Tarakan. "Ya harusnya cukup, karena kendaraan di sini (Tarakan) kan tidak terlalu (banyak) di satu Pulau Tarakan," katanya.

Untuk diketahui saat ini harga solar subsidi mencapai Rp 5.150 per liter. Antrean solar di SPBU ini sering terjadi pada pagi hari, namun siang hari antrean tersebut pasti selesai. "Kalau sudah jam makan siang, itu sudah nggak ada antrean. Biasanya pagi yang banyak. Kalau sore nggak ada antrean," katanya.

Adapun tahapan penyaluran solar dimulai dari proses pengiriman dari Kilang RU V Balikpapan melalui transportasi laut dengan estimasi waktu 4 hari sampai di Tarakan, kemudian disalurkan ke TBBM Tarakan yakni Depot Pertamina yang terletak di Lingkas Ujung kemudian disalurkan kesembilan SPBU menggunakan mobil tangki hingga sampai ke pelanggan.

Sementara itu untuk jenis bahan bakar minyak Pertalite dan Pertamax juga tidak memiliki masalah. Harga Pertalite saat ini mencapai Rp 7.650 per liter dan Pertamax Rp 12.750 per liter. "Semua aman stoknya, sejauh ini kita belum ada kendala stok atau pengiriman," pungkasnya. (shy/eza)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X