Kata BNPT Kaltara Wilayah Toleran, Tapi....

- Jumat, 5 Agustus 2022 | 12:58 WIB

TARAKAN - Meski saat ini aksi terorisme di Indonesia telah minim terjadi, namun hal itu tidak menjamin jika ancaman benar-benar hilang. Apalagi, diketahui beberapa waktu lalu muncul kelompok-kelompok yang menginginkan adanya sebuah bentuk tatanan negara baru. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia berupaya meredam berkembangnya pengaruh gerakan terorisme di masyarakat.

Sub Koordinator Perlindungan Kepentingan Nasional di Luar Negeri BNPT RI, Nanda Fajar Aditya menerangkan, meski Kaltara termasuk dalam wilayah toleran se-Indonesia, namun bukan berarti Kaltara terbebas dari ancaman paham radikal yang merupakan bibit terorisme. Apalagi letak Kaltara yang berbatasan dengan Malaysia dan Filipina yang diketahui pernah menjadi basis dan terbentuknya paham radikalisme.

“Menurut survei BNPT, Kaltara ini termasuk wilayah yang toleran, damai, dan tidak terlalu banyak hal-hal yang sangat menimbulkan ancaman. Namun kita perlu mewaspadai ancaman terorisme mengingat Kaltara ini berbatasan dengan negara lain seperti Malaysia dan Filipina. Perlu diketahui perbatasan wilayah ini sangat panjang sehingga berpotensi menimbulkan arus masuk dan keluar orang,” ujarnya, Kamis (4/8).

“Kemudian arus barang, itu yang kita waspadai misalnya masuknya senjata api dan bahan baku yang digunakan untuk kehiatan terorisme. Kemudian di Filipina itu juga ada kelompok teroris Abu Sayyaf yang kita tahu, kita punya pengalaman berurusan dengan mereka karena warga kita sempat diculik,” sambungnya.

Apalagi, selain menaruh perhatian besar pada sekolah dr. Azhari dan Nurdin M Top yang diketahui merupakan jebolan salah satu pesantren di Malaysia. BNPT juga menaruh perhatian bagi kelompok teroris yang beberapa tahun lalu sempat meresahkan jalur pelayaran Asia Tenggara yakni kelompok Abu Sayyaf. Sehingga menurutnya, potensi menyebarnya paham radikalisme dikawatirkan akan masuk ke Kaltara. “Namun untuk konteks sekarang kelompok Abu Sayyaf mulai lemah dan hampir sudah tidak terdengar lagi. Meski telah meredah, tapi kita harus tetap waspada secara bersama-sama. Karena dalam pengawasan tidak terlihat belum tentu aman,” tukasnya.

Selain menaruh perhatian bagi kelompok Abu Sayyaf, BNPT juga memberi perhatian khusus kepada kelompok Khilafatul Muslimin yang beberapa waktu lalu sempat mengegerkan publik. Hal itu lantaran kelompok tersebut melakukan konvoi dengan mengkampanyekan khilafah. “Hadirnya organisasi kelompok Khilafatul Muslimin di Kota Tarakan juga menjadi perhatian. Tapi saat ini kelompok tersebut belum dimasukkan dalam daftar terduga teroris. Jadi Khilafatul Muslimin masuknya pada kategori kelompok intoleran yang menggelorakan semangat-semangat adanya khilafah di Indonesia,” terangnya.

“Jadi beberapa stakeholder terkait seperti Polri, FKUB, Kemenag juga sudah melakukan pembinaan. Agar mereka mau kembali mendeklarasikan Pancasila. Tapi kami juga patut mewaspadai jika pimpinan Khilafatul Muslimin embrionya dari Kelompok Negara Islam Indonesia (NII) dan NII sendiri merupakan embrio dari berbagai kelompok teroris di Indonesia,” katanya.

Ia menerangkan, daerah perbatasan memiliki  potensi lebih besar masuknya paham radikal. “Jadi teroris di Indonesia ini berkembangnya cukup halus yah, mereka berkembangnya melalui sikap intoleran dulu, jadi kita patut mewaspadai kelompok yang terlihat sangat intoleran. Kemudian mulai anti terhadap pemerintah dan kemudian puncaknya adalah ketika ada momentum kelompok ini berafiliasi dengan terorisme,” ujarnya.

“Makanya kami ingin faktor pendorong dan penariknya ini kita kurangi. Faktor penarik dan pendorongnya adalah orang yang frustrasi, mengalami persoalan ekonomi, krisis identitas, orang yang belum memiliki tujuan hidup yang jelas,  dan orang yang merasa kecewa akan rentan terkontaminasi paham-paham radikal,” pungkasnya. (*/zac/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X