Lesbian Goda Istri Warga, Terang-Terangan Tunjukkan Perilaku

- Selasa, 28 Juni 2022 | 10:44 WIB
MUSYAWARAH: Warga Tanjung Pasir melangsungkan pertemuan untuk menindaklanjuti fenomena LGBT yang meresahkan. FOTO: AGUS DIAN ZAKARIA/RADAR TARAKAN
MUSYAWARAH: Warga Tanjung Pasir melangsungkan pertemuan untuk menindaklanjuti fenomena LGBT yang meresahkan. FOTO: AGUS DIAN ZAKARIA/RADAR TARAKAN

 Keberadaan kelompok diduga lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Tanjung Pasir, Kelurahan Mamburungan, Tarakan Timur meresahkan warga. Warga pun menggelar pertemuan membahas penindakan terhadap kelompok LGBT yang dianggap telah melampaui batas.

Kemarahan warga tidak terlepas dari temuan sejumlah korban sejak 2017. Perwakilan masyarakat Tanjung Pasir, Solihin Effendhi mengatakan, warga semakin muak karena kelompok LGBT sampai merusak rumah tangga beberapa warga.

Ia menceritakan, adapun temuan warga, yakni dugaan lesbian menggoda istri warga. “Kami resah karena LGBT di Tanjung Pasir sudah melanglang buana di lingkungan kami. Sudah banyak kejadian istri maupun anak warga yang dirusak LGBT ini. Fenomena LGBT di sini ada kelompok wanita lesbi yang sering menggoda istri dan anak warga,” ujarnya, Jumat (24/6).

Bukannya tanpa upaya, beberapa tahun lalu warga sudah melaporkan hal ini ke pihak kelurahan. Namun, teguran tidak menyurutkan aktivitas LGBT di lingkungan tersebut. Bahkan pihaknya menyebut sebelum LGBT diusir secara paksa dari Tanjung Batu sehingga LGBT yang terusir pindah dan berkumpul di Tanjung Pasir.

“Di sini menyebar di 5 RT, mereka juga terang-terangan menunjukkan perilakunya di depan umum. Sejujurnya sejak 2017 kami sangat resah dengan kejadian ini, kesabaran kami, sudah habis. Kami meminta pemerintah untuk turun tangan sebelum warga mengambil tindakan sendiri,” tukasnya. 

“Kami mau LGBT ini dituntaskan di lingkungan kami. Tidak ada lagi LGBT tinggal di RT 21, 19, 17, 18 dan 20. Ada 4 kasus yang merusak rumah tangga warga. Pertama kasus bawa kabur istri orang, tomboi (menunjukkan sifat kelaki-lakian) ini datang ke sini karena ada temannya kerja di salah satu perusahaan,” sambungnya.

Dijelaskan, sebagian korban LGBT ini merupakan ibu rumah tangga (IRT). Sehingga hal tersebut membuat rumah tangga beberapa warga retak. “Kedua korbannya ibu rumah tangga punya anak 2 tahun akhirnya pisah dengan suaminya karena lari sama tomboi. Di Mamburungan sudah punya anak tiga lari sama tomboi. Yang terbaru tahun ini istri warga dibawa kabur sama tomboi dalam kondisi hamil,” terangnya.

Dijelaskan, selama ini warga cukup menghargai LGBT ini sebagai manusia. Namun, perilaku LGBT semakin lama semakin parah. “Kelamaan perilakunya semakin keterlaluan sehingga kami warga Tanjung Pasir harus bersikap tegas dan tidak menolerir kehadiran LGBT di lingkungan kami,” tuturnya.

Warga juga mengidentifikasi, jika beberapa orang dari kelompok LGBT itu bekerja di salah satu perusahaan di kawasan tersebut. Warga pernah mengajukan protes kepada perusahaan lantaran tidak menindak perilaku karyawannya. “Sebagian mereka karyawan di perusahaan. Kami sudah laporkan ini kepada perusahaan, tapi sampai sekarang tidak ada solusinya,” tuturnya.

Ketua RT 21 Tanjung Pasir, Kelurahan Mamburungan, Asrin Saleh mengatakan, hasil musyawarah menyimpulkan persoalan ini harus segera diselesaikan pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar warga setempat tidak memberikan ruang, termasuk membolehkan kelompok tersebut menyewa rumah di kawasan tersebut. “Hasil musyawarah kami, pertama menegur keras terhadap pemilik rumah sewa yang menampung LGBT. Kedua, menindaklanjuti LGBT yang terdata di lingkungan Tanjung Pasir. Ketiga, meminta pekerja LGBT di salah satu perusahaan itu dapat ditindak,” ucapnya.

“Keempat, mengusir LGBT secara total, namun tidak melanggar kemanusiaan dan hukum. Kelima, masyarakat ikut bekerjasama dan melakukan pengawasan bersama agar LGBT tidak kembali ke Tanjung Pasir yang bisa merusak generasi kami ke depannya,” lanjutnya.

“Masalah ini juga sudah disampaikan ke bhabinkamtibmas dan babinsa. Bahkan pernah kami laporkan ke Polsek Tarakan Timur, tapi akhirnya persoalan ini di mediasi secara kekeluargaan. Dengan catatan tidak diulangi, tapi akhirnya ada korban lagi,” pungkasnya. (*/zac/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X