Pasaran daging sapi segar selain mahal harganya juga kurang diminati konsumen di Kabupaten Tana Tidung. Meski demikian, bukan berarti tidak ada daging yang jual untuk kebutuhan konsumen. Karena itu, penjual lebih memilih stokan daging sapi beku.
Para pedagang di KabupatenTana Tidung (KTT) kini beramai-ramai menyiapkan stok daging beku impor yang siap jual.
“Harga daging sapi segar cukup mahal Rp150 ribu dan terkadang sampai Rp160 ribu per kilogram. Makanya masyarakat juga malas membeli dan kita tidak bisa menyiapkan barang yang kurang laku di pasaran,” ujar Indra salah satu pedagang daging beku.
Menurutnya, ia juga sempat memasok daging sapi segar dari Tarakan dan dijual dengan harga Rp150 ribu perkilogram. Namun, dalam sepekan hanya mampu menghabiskan stok kurang dari 15 kilogram.
Hal tersebut bukannya untung, malah ini membuatnya merugi karena stok puluhan kilogram harus diobral untuk meminimalisir kerugian. “Saya stok hampir 55 kilogram yang laku hanya setengahnya saja, ini tentu membuat saya rugi. Makanya saya tidak jual,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (DisperindagKop) dan UMKM Tana Tidung, Hardani Yusri juga mengatakan, bahwa pasokan daging sapi segar terbilang tidak terlalu banyak, namun pada saat momen tertentu saja.
“Karena harganya mahal sekitar Rp150 ribu perkilogramnya, makanya masyarakat yang membeli sangat kurang, berbeda dengan daging beku cukup banyak peminatnya karena murah,” katanya.