Harga Sarang Walet Turun, Ini Kata Pengepul

- Senin, 28 Februari 2022 | 11:47 WIB
TURUN HARGA: Pengepul sarang burung walet Zoel Batalas saat memperlihatkan sarang burung miliknya. (Riko Ismanto/Radar Tarakan)
TURUN HARGA: Pengepul sarang burung walet Zoel Batalas saat memperlihatkan sarang burung miliknya. (Riko Ismanto/Radar Tarakan)

Turunnya harga jual sarang burung walet yang dikeluhkan para pelaku usaha walet. Kondisi ini juga membuat pengepul sarang walet angkat bicara. Turunnya harga sarang walet memang dialami seluruh pengepul. Pengiriman sarang burung walet juga menjadi persoalan turunnya harga sarang walet. Selain itu, diduga terkait melonjaknya kasus Covid-19.

Zoel Batalas salah satu pengepul di Kabupaten Tana Tidung itu mengatakan, harga sarang burung walet beberapa waktu belakangan memang turun. Pihaknya juga tidak mengetahui secara pasti akibat penurunan harga tersebut. 

“Memang turun harganya, saya pun tidak tau kenapa harganya turun, yang jelas hampir semua pengepul di Kaltara ini membeli dengan harga yang sama,” ujar Zoel Batalas kepada Radar Tarakan, Minggu (27/2).

 Turunnya harga sarang walet katanya, sejak usai perayaan Imlek yang lalu sampai saat ini. Dikatakannya, ika harga normal sarang walet untuk mangkok Rp12 juta. Namun sekarang hanya Rp10 juta. “Kalau sudut itu biasa saya ambil sistem cong, pukul rata kan ada sudut ada patahan sekarang itu 7 jutaan,” jelasnya.

Kalau untuk daerah lokal seperti KTT, Bulungan, Malinau sama semua harga pengepul membeli sarang walet saat ini. “Sebelumnya kan harga sudut itu bisa Rp 8 juta, mangkok Rp 12 juta. Sekarang mangkok Rp 10 sudut Rp 7 juta saja. Rp 10 untuk daerah KTT untuk pengepul yang ada disini kalau pengepul lego keluar kan lain lagi,” katanya. 

Menurutnya, untuk pembeli besar jarang mau membeli ke petani walet dan memilih membeli ke pengepul langsung. Meski harga turun, antusias petani walet juga masih relatif. “Msih normal ya, kalau saya ini pembelinya kebanyakan di Malinau jarang membeli disini. Harga KTT sama Malinau juga saat ini sama,” ungkapnya.

Kalau sekarang katanya,masih berani mengambil 10,5 juta jika kualitas sarang burung waletnya bagus, ada yang namanya mangkok putih beras. “Yang bagus itu putih beras, ada juga yang paling bagus itu namanya plontos. Sarang yang jarang ada bulunya itu yang bagus kalau itu bisa dihargai 10,5 juta,” katanya.

Memang saat ini banyak sekali pengusaha walet mengeluh. “Saya paham kalau banyak yang mengeluh, tapi memang seperti inilah harga sekarang. Bukan pengepul yang beramain harga tapi memang sudah dari sana nya,” tukasnya.

Terpisah pengusaha sarang burung walet yang tidak mau disebutkan namanya itu mengatakan, penurunan harga bukan disebabkan oleh ulah para pengepul. Melainkan adanya permainan oknum di atas yang membuat harga menjadi turun. “Bukan pengepul yang beramain harga, tapi lebih ada oknum di atas yang sengaja membuat harga ini menjadi turun drastis,” katanya.

Katanya, harga beli di Indonesia dan harga jual di Cina itu jauh berbeda. Katanya jika di Indonesia perkilo hanya dihargai Rp 10 sampai 13 juta, tapi jika dijual di Cina bisa tembus Rp 30 sampai Rp 40 juta perkilogramnya. 

“Pertanyaannya kenapa bisa harga jual ke Cina lebih mahal dari Indonesia, padahal untuk harga pengiriman saja bisa Rp 50-100 ribu perkilo. Tapi harga jual di Cina mahal,” jelasnya. “Jadi memang oknum orang di atas yang bermain, bukan pengepul. Malah pengepul ini juga harus mengikuti harga sekarang,” pungkasnya. (rko/har)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X