Sempat Terkendala Umur, Akhirnya Diterima di Kepolisian

- Rabu, 19 Januari 2022 | 13:44 WIB
AMANAH BARU: Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia, S.IK, M.H, di ruang kerjanya di Mapolres Tarakan, Selasa (18/1). FOTO: GUNTUR/RADAR TARAKAN
AMANAH BARU: Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia, S.IK, M.H, di ruang kerjanya di Mapolres Tarakan, Selasa (18/1). FOTO: GUNTUR/RADAR TARAKAN

AKBP Taufik Nurmandia, S.IK, M.H, mengisi jabatan baru sebagai kepala Polres Tarakan sejak awal Januari 2022. Mantan kepala Subdit IV Ditreskrimsus Polda Kaltara itu ternyata memiliki kisah yang panjang dalam kariernya sebagainya anggota kepolisian.

M. GUNTUR

TAUFIK, akrab disapa oleh keluarga, kini tengah mengemban amanah baru sebagai kepala Polres Tarakan. Menggantikan AKBP Fillol Praja Arthadira.

Siapa sangka sosok AKBP Taufik Nurmandia sebelum berkarier menjadi anggota kepolisian, sempat gagal mengikuti rekrutmen menjadi anggota TNI.

Kegagalannya di rekrutmen anggota TNI karena persoalan usia. Saat itu ia masih terbilang belia.

Anak keenam dari tujuh bersaudara itu lantas mengikuti seleksi penerimaan anggota Polri. Dengan kerja keras serta motivasi tinggi akhirnya ia diterima. “Tamat SMA (sekolah menengah atas) memang awalnya saya daftar TNI, namun karena belum 18 tahun akhirnya saya gugur,” kisah AKBP Taufik, Senin (17/1).

Awal di kepolisian pada 1995, Taufik diterima sebagai anggota bintara Polri. “Saat itu angkatan 15, di Betung,” ungkapnya.

Taufik lantas berdinas di Jambi selama tiga tahun. Lepas itu, ia mendapatkan kesempatan untuk mendaftar dalam penerimaan Akademi Kepolisian. Pada tahun 2000, Taufik dinyatakan lulus masuk Akpol. “Saya masuk 20 besar pendidikan SPN, saat itu saya rengking  19. Saat itu dari Jambi yang dikirim 8 orang, 3 dari umum 5 dari kepolisian, akhirnya saya mengikuti pendidikan hingga 2003,” ungkapnya.

Setelah beberapa tahun mengenyam pendidikan, pada 2003 ia ditugaskan di Sulawesi Utara, kemudian ke Gorontalo. “Setelah itu saya menjabat sebagai KSPK, kemudian menjadi kapolsek, menjadi KBO Reskrim, akhirnya saya juga pindah ke Polda Gorontalo,” lanjutnya.

Pada 2008 ia kembali diberi kesempatan mengeyam pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Pendidikan itu ia selesaikan pada 2010. Ia kemudian kembali ke Polda Jambi, sebagai kepala seksi korwas.

Setelah beberapa tahun atau tepatnya 2019, Taufik menerima penugasan di Polda Kaltara. “Saya penempatan pertama di Kaltara itu sebagai kepala Bagian RBP (Reformasi Birokrasi Polri) Polda Kaltara. Setelah itu saya dipercayakan sebagai kepala Subdit I Ditreskrimum, dan terakhir saya di kepala Subdit IV Dirkrimsus,” bebernya.

Pada 7 Januari lalu, ia dilantik oleh Kapolda Kaltara, Irjen Pol Bambang Kristiyono sebagai kepala Polres Tarakan.

Taufik juga mengaku, latar belakang keluarganya pun tidak ada yang menjadi anggota Polri. Orang tuanya adalah guru. “Kalau latar belakang orang tua saya itu guru, dari kedua orang tua akhirnya saya termotivasi. Malah beberapa saudara saya seorang guru, tidak ada latar belakang keluarga di TNI maupun Polri,” kata Taufik.

Dari beberapa tempat yang pernah dikunjungi dalam masa tugas, Taufik mengaku hal yang paling berkesan saat masih berpangkat inspektur dua dengan jabatan kepala kepolisian sektor. Wilayah ia bertugas belum sepenuhnya dialiri listrik. “Listrik hanya bisa kita nikmati jam 6 malam sampai jam 12 malam,” tukasnya. (***/lim)

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X