Mensos Kritisi Program Pemkab Malinau

- Rabu, 12 Januari 2022 | 11:10 WIB
Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat berkunjung salah satu Show Room yang menjual produk-produk kerajinan lokal khas Kabupaten Malinau. FOTO: HADI ARIS ISKANDAR/RADAR TARAKAN
Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat berkunjung salah satu Show Room yang menjual produk-produk kerajinan lokal khas Kabupaten Malinau. FOTO: HADI ARIS ISKANDAR/RADAR TARAKAN

MALINAU - Selain memberikan penekanan terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau agar maksimal dalam menanggulangi bencana banjir. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang berkunjung ke Kabupaten Malinau pada Minggu (9/1) lalu, ia mengkritisi salah satu program prioritas Pemkab Malinau yakni desa sarjana.

Diketahui, pada pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Malinau 2022 ini, Pemkab Malinau akan fokus dengan program visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Malinau, Wempi dan Jakaria. Adapun bentuk diklasifikasikan program Wempi dan Zakaria yaitu RT bersih, rasda plus, wajib belajar Malinau maju, milenial mandiri dan desa sarjana.

Program desa sarjana merupakan program inovatif untuk pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia di tingkat desa. Program ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan beasiswa kepada putra-putri daerah yang diarahkan untuk menguasai disiplin ilmu sesuai karakteristik, potensi, permasalahan maupun kebutuhan desa.

Risma menilai program tersebut merupakan suatu langkah yang sangat baik. Namun, Risma menekankan hal terpenting dari program desa sarjana tersebut ialah bagaimana para pesertanya benar-benar mendapat akses pekerjaan dalam berkarier ke depannya.

Risma kembali menegaskan bahwa bangsa yang berhasil ialah bangsa yang bangsa yang dapat menaikan keterampilan sumberdaya manusianya. “Sumber daya manusia itu bukan berarti harus profesor, doktor atau sarjana. Tapi bagaimana dia mengerti tentang potensi daerahnya. Paling penting itu bagaimana pesertanya bisa mendapat akses pekerjaan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan ada investasi masuk baru mereka bekerja. Tapi yang paling penting adalah bagaimana mereka bisa dengan kekayaan yang luar biasa di Malinau ini, mereka bisa membuat bahkan bisa menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri,” kata Risma.

Risma mengatakan akan menekankan hal ini kepada Bupati Malinau, Wempi. Menurutnya pemerintah memberikan fasilitas untuk menempuh pendidikan tinggi, merupakan sebuah program yang sangat bagus. Namun Risma mempertanyakan bagaimana nanti ke depannya kepada si peserta yang diberikan fasilitas menempuh pendidikan itu. “Sarjana, it’s OK. Tapi kemudian setelah sarjana apa?” tanya Risma.

Lanjut Risma, lebih tidak menunggu sesuatu, siapa dan kapan akan datang. Lebih baik Pemkab Malinau melakukan penjemputan bola lantaran seluruh potensi dan kekayaan alam tersedia di Malinau. “Kalau ada orang yang kelaparan di Kabupaten Malinau, itu sama saja dengan ayam mati di lumbung padi. Karena semua ada di sini. Seperti rotan, banyak yang mengira itu hal yang sepele. Sebetulnya itu akan menjadi sesuatu jika benar-benar mengolahnya dengan baik,” tutupnya. (*/hai/lim)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X