Potensi Lahan Pertanian Belum Tergarap Maksimal

- Senin, 6 Desember 2021 | 12:06 WIB
CEK IRIGASI: Bupati Bulungan, Syarwani mengecek langsung JIAT di Desa Wonomulyo, Minggu (5/12)./PIJAI PASARIJA/RADAR KALTARA
CEK IRIGASI: Bupati Bulungan, Syarwani mengecek langsung JIAT di Desa Wonomulyo, Minggu (5/12)./PIJAI PASARIJA/RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR – Pemkab Bulungan terus mendorong peningkatan produksi pertanian. Salah satunya dengan melakukan kajian varietas yang cocok untuk dikembangkan.

Hal itu disampaikan Bupati Bulungan, Syarwani dalam peresmian jaringan irigasi air tanah (JIAT) di Desa Wonomulyo, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Bulungan pada Minggu (5/12). Bupati Bulungan, Syarwani meminta kepada masyarakat petani agar memelihara dan menjaga JIAT yang sudah dibangun agar setahun kedepan tetap bisa digunakan. "Jadi, kalau mau awet mari sama-sama menjaga," kata Syarwani kepada Radar Kaltara kala ditemui di lokasi, kemarin (5/12).

Apalagi pembangunan JIAT ini bukan hanya untuk kepentingan satu dua orang melainkan seluruh masyarakat petani Wonomulyo. "Tadi, saya sudah berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan (Imam Sujono). Nanti, akan diturunkan tim kesehatan dari Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah) untuk meneliti kadar air di jaringan irigasi air tanah," ujarnya.

Penelitian ini dilakukan untuk memastikan apakah air layak atau tidak dikonsumsi. Jikapun tidak bisa minimal bisa digunakan untuk mandi, cuci dan kakus (MCK). Hal ini menjadi bagian yang akan disinergikan. "Jadi, selain untuk pengairan area persawahan kita harapkan sumber air ini bisa dimanfaatkan masyarakat. Minimal untuk MCK," harapnya.

Namun demikian, masyarakat diminta untuk bersabar sampai ada hasil penelitian. Sehingga, bisa dipastikan air aman untuk dimanfaatkan. "Kita tidak menginginkan masyarakat langsung memanfaatkan air sebelum dilakukan uji klinis," ujarnya. Selain itu, ia juga meminta Dinas Pertanian (Dispertan) Bulungan untuk melakukan kajian jenis varian yang bisa dikembangkan di setiap wilayah. "Iya, mudahan saja kita bisa mengembangkan varian lain," harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Bulungan Bulungan, Achmad Yani mengatakan, pembangunan JIAT yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) ini sudah dimulai sejak tiga bulan lalu. Anggarannya diserahkan langsung ke rekening kelompok petani yang menerima bantuan.

"Total ada tujuh kelompok petani di tujuh desa yang menerima. Di mana, satu titik jaringan irigasi air tanah dibangun menggunakan anggaran  sekitar Rp 266 juta. Anggaran itu sudah termasuk pipa dan mesin," ungkapnya.

Menyoal arahan Bupati untuk melakukan kajian varian di setiap wilayah. Yani menyatakan bahwa hal itu sudah dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di beberapa titik. “Sudah ada pemetaan dan hasil kajian yang dilakukan varietas cimelati serta varietas tarabas cocok saja ditanam di Bulungan,” ungkapnya.

Sejuah ini, Wonomulyo memang belum ditetapkan sebagai wilayah penyuplai beras ke ASN. Karena sekarang ini masih dari Sajau Hilir. Tetapi, kedepan sudah ada arah ke sana. “Sekarang ini saya mau mengubah mindset petani. Jika dahulu petani berpikiran menanam padi hanya untuk konsumsi sendiri. Saya ingin mindset itu berubah bahwa pertanian ini bisa menjadi ladang usaha,” ujarnya.

Apalagi sejauh lahan pertanian di Bulungan cukup berpotensi besar. Bahkan, di Wonomulyo saja memiliki potensi seluar 150 hektare (ha) dan sekarang ini baru digarap sekitar 60 ha. Artinya, masih ada yang belum digarap secara maksimal.

“Dengan ada jaringan irigasi air tanah ini bisa menambah luasan lahan pertanian disini (Wonomulyo). Selain itu, indeks penanaman (IP) juga saya harapkan bisa terus meningkat,” harapnya.

Kepala Desa (Kades) Wonomulyo Muhammad Abadi  berharap agar JIAT ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat petani di wilayahnya. Sehingga bisa menambah pendapatan di bidang pangan. "Jaringan irigasi air tanah ini akan memenuhui kebutuhan air di kawasan pertanian seluas kurang lebih 20 hektare," ungkapnya.

Namun, kata dia, kawasan persawahan di Wonomulyo tidak berada di satu tempat. Pada tahun 2018, Pemdes sepakat Desa Sajauh Hilir mewakili Tanjung Palas Timur sebagai wilayah sembada pangan. "Tetapi, kita tetap men-support (dukung) supaya tidak harus membeli padi dari luar daerah. Apalagi Bupati sudah mencanangkan kepada seluruh ASN di lingkungan Pemkab Buluangan wajib mengonsumsi beras hasil produksi petani lokal,” tuturnya. (*/jai/eza)

 

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X