Kaltara Waspada..!! Omicron Sudah Masuk ke Malaysia

- Senin, 6 Desember 2021 | 11:56 WIB
DIPERKETAT: Mobilitas masyarakat harus diperketat untuk meminimalisir penyebaran Omicron masuk ke wilayah Kaltara yang memiliki banyak jalur tikus./PIJAI PASARIJA/RADAR KALTARA
DIPERKETAT: Mobilitas masyarakat harus diperketat untuk meminimalisir penyebaran Omicron masuk ke wilayah Kaltara yang memiliki banyak jalur tikus./PIJAI PASARIJA/RADAR KALTARA

TARAKAN – Varian baru Corona B.1.1.519 atau varian Omicron menggemparkan dunia. Varian baru dari Covid-19 ini diduga memiliki penularan lebih cepat dan bisa memicu reinfeksi Covid-19. Banyak negara langsung menerapkan kewaspadaan tinggi demi mengantisipasi persebarannya. Salah satunya adalah melarang masuk para pelaku perjalanan dari sejumlah negara di Afrika, tempat di mana Omicron pertama terdeteksi.

Bahkan, dilaporkan penyebaran varian dari Covid-19 ini juga semakin mendekat ke Indonesia setelah Malaysia mengumumkan kasus varian Omicron di negaranya. Saat dikonfirmasi, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara dr Franky Sientoro Sp.A menerangkan, varian Omicron, adalah salah satu jenis varian dari Covid-19 yang juga turunan dari B.1.1.529, sebuah varian SARS-CoV-2 atau koronavirus yang menyebabkan Covid-19.

Ia menyebut berdasarkan penelitian WHO, Omicron memiliki potensi penularan dan dampak yang lebih besar. Sehingga menurutnya masyarakat tidak boleh memandang varian Omicron ini sama dengan varian sebelumnya.

"Kemuncuran Omicron ini adalah hasil mutasi dari beberapa varian yang ada, varian ini memiliki risiko yang jauh lebih cepat dan pasti ini menjadi penghambat bagi kebebasan beraktivitas," ujarnya saat dikonfirmasi pada Minggu (5/12).

"Di Indonesia sendiri sampai saat ini saya belum mendengar ada temuan kasus Omicron. Sehingga dengan dilaporkannya kasus di Malaysia maka sebaiknya perjalanan keluar-masuk di perbatasan harus diperketat lagi," sambungnya.

Diterangkan pria yang juga menjabat Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Kalimantan Utara, sejauh ini pemerintah sudah cukup ketat dalam mengizinkan keberangkatan orang. Sehingga ia menerangkan sebaiknya masyarakat tidak keluar-masuk tanpa melewati administrasi Satgas Covid-19.

"Kebijakan pemerintah saat ini kan cukup jelas, bahwa siapa pun yang datang dari luar negeri, wajib karantina 10 hari. Harapannya di dalam waktu 10 hari itu, Omicron bisa kita kendalikan. Untuk yang jadi persoalan adalah daerah-daerah perbatasan, seperti Kaltara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara. Karena pengawasan di perbatasan sebenarnya gampang susah,"tuturnya.

Walau begitu, menurutnya vaksinasi yang dilakukan selama ini cukup bisa diandalkan dalam meminimalisir penyebaran berbagai varian Covid-19. Ia menyebut, adapun vaksin yang paling efektif dalam mencegah varian virus ini ialah Sinovac. Mengingat vaksin Sinovac merupakan vaksin yang dibuat dari virus yang sudah dilemahkan untuk membantu tubuh beradaptasi.

"Yang menjadi persoalan adalah vaksin mana yang lebih kuat dalam mencegah varian ini (Omicorn,Red) ke tubuh. Ini masih dalam penelitian. Tapi kami melihat, vaksin yang menggunakan all body maksudnya semua badan virus dilemahkan, kemudian dibuatkan vaksin kesannya itu lebih baik mengatasi Omicron, dibandingkan vaksin yang menggunakan sistem DNA. Karena DNA itu sebagian saja dari virusnya. Salah satu vaksin yang cara kerjanya All body ialah Sinovac," ulasnya.

Lanjutnya, Kaltara merupakan salah satu perbatasan yang memiliki banyak akses pelayaran ilegal. Sehingga menurutnya diperlukan kesadaran bersama masyarakat dalam membantu pengawasannya.

"Banyak jalan tikus, jadi masyarakat harus bekerja sama dengan Satgas Covid-19 bahwa jika ada saudara atau teman, mohon diisolisasi karena ini bagian dari pencegahan," pungkasnya.

BANYAK JALUR TIKUS ANTAR NEGARA

Ditemukannya Omicorn di Malaysia, dikatakan Bupati Bulungan Syarwani, virus asal Afrika Selatan itu sudah semakin dekat. “Jadi, saya minta masyarakat Bulungan untuk selalu waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) ketat,” kata Syarwani kepada Radar Kaltara, Minggu (5/12)

Meskipun penyebaran kasus aktif Covid-19 di Bulungan sudah melandai. Namun, bukan berarti prokes harus diabaikan. “Protokol kesehatan harus menjadi budaya sehari-hari. Minimal menggunakan masker,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X