TARAKAN – Sistem pembelajaran tatap muka (PTM) terus menjadi sorotan pemerintah. Apalagi selama pelaksanaan PTM berlangsung, salah satu sekolah tingkat atas sempat dilakukan lockdown lokal dikarenakan adanya yang terpapar Covid-19.
Dikatakan Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes, hasil ini diketahui dari tracing yang dilakukan pemerintah setiap hari, dengan jumlah sampel perharinya mencapai 1.000 lebih. Hal ini dilakukan untuk memastikan PTM dalam kondisi aman. “Kan ada yang sempat di lock dulu. Setelah kondisi aman baru dibuka lagi. Selama PTM dilakukan terus tracing, setiap hari 600, 100 lebih, kemarin 1.400 orang kalau tidak salah,” ungkap Khairul.
Berdasarkan hasil rilis yang telah disebar Dinas Kesehatan Kota Tarakan, mencatat hasil tracing kasus yang dilakukan pihak pemkot kepada seluruh instansi yang dianggap berisiko seperti pelajar, kantor-kantor, bahkan sekolah. “Tidak hanya yang menengah atas, tapi semua kita lakukan tracing,” jelas mantan Sekda Kota Tarakan tersebut.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tarakan, Erni Nurjannah, mengungkapkan tentang adanya salah satu siswa yang diduga terindikasi Covid-19. Namun, hal itu telah berlangsung lama dan saat ini sekolah telah dinyatakan aman.
Erni juga mengungkapkan bahwa saat itu terdapat keluarga siswa yang meninggal dunia dikarenakan Covid-19 dan keluarga siswa pun telah dilakukan swab PCR untuk benar-benar memastikan tak terindikasi Covid-19. Keadaan siswa tersebut saat ini juga tidak sakit dan berstatus negatif Covid-19. “Waktu itu cuma gejala mungkin karena ada keluarga yang meninggal, dan sudah PCR juga satu keluarganya hasilnya negatif. Dari Dinkes juga bilang kalau ada lagi hasilnya positif mungkin langsung diajukan ke Satgas dan ditutup (sekolah), ternyata hasilnya negatif,” jelasnya. (shy/ash)