Menyenangkan Sekaligus Memacu Adrenalin

- Selasa, 23 November 2021 | 09:49 WIB
TAKLUKAN: Wakil Ketua DPRD Kaltara, Andi M. Akbar M. Djuarzah saat menjajal giram menggunakan jetski di Lumbis Pansiangan, Kabupaten Nunukan. FOTO: DISKOMINFO NUNUKAN
TAKLUKAN: Wakil Ketua DPRD Kaltara, Andi M. Akbar M. Djuarzah saat menjajal giram menggunakan jetski di Lumbis Pansiangan, Kabupaten Nunukan. FOTO: DISKOMINFO NUNUKAN

Kecamatan Lumbis Pansiangan merupakan satu dari 17 kecamatan di Nunukan yang berada di garis perbatasan Indonesia-Malaysia. Berada di tengah hutan Borneo, Lumbis Pansiangan menyimpan keindahaan alam sebagai destinasi favorit. Mau tahu apa saja wisata yang dimiliki Lumbis Pansiangan? Berikut liputannya.

ASRULLAH, Nunukan

SIANG sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu (20/11) lalu di Dermaga Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis. Deretan longboat dengan panjang 7 meteran bermesin 40 PK dihiasi bendera merah putih. Setidaknya adaa tiga unit terpasang. Setiap longboat mampu membawa 10 hingga 15 penumpang.

Inilah moda utama ke Kecamatan Lumbis Pansiangan, tujuan destinasi wisata perbatasan. Sebab, untuk sampai ke lokasi wisata Gerbang Satria di Desa Sumantipal akses satu-satunya melalui sungai. Waktu yang dibutuhkan setidaknya 3 jam.

Waktu tempuh itu dilalui jika perjalanan dimulai dari dermaga di Desa Mansalong hingga Desa Sumantipal sekira 87,18 kilometer. Itu berdasarkan perhitungan aplikasi digital global positioning system (GPS). Selama perjalanan menyusuri Sungai Pansiangan wisatawan akan melihat sejumlah desa dan kampung yang berada di sisi kiri kanan sungai.

Tidak hanya itu, waktu perjalanan juga akan dihabiskan dengan pemandangan yang indah. Bagaimana tidak, sepanjang perjalanan hamparan hijaunya hutan yang masih perawan dan udara sejuk memanjakan mata perasaan Anda.  Ditambah, kibaran merah putih yang menghiasi longboat. Tangan Anda tak akan diam untuk merekam indahnya hutan belantara yang berada di Kaltara. Selain itu, batu besar yang menghiasi daerah aliran sungai (DAS) menambah keindahan ciptaan Tuhan ini.

Jika anda beruntung kehadiran burung endemik khas Kalimantan akan terlihat bertengger di pohon-pohon yang berukuran besar. Suara kicauan burung dan gemercik air menjadi nada indah yang memanjakan wisatawan.

Belum lagi, sensasi derasnya aliran sungai dengan susunan bebatuan yang membentuk ombak-ombak kecil menyapa longboat yang ditumpangi.

Dan 2 jam perjalanan, juragan yang didampingi nakhoda akan menghentikan laju longboat di pertemuan dua aliran sungai lokasi ini dijadikan rest area dan spot untuk berfoto. Jika dilihat dari aplikasi GPS lokasinya berada di kilometer 64. Di mana, terlihat perbedaan dari pertemuan dua aliran sungai. Dari arah Lumbis Pansiangan warna air sungai terlihat kecoklatan. Sementara, aliran sungai lainnya terlihat jernih.

Nah, setelah ini beristirahat sejenak beberapa titik dari panjang sungai wisatawan akan merasakan sensasi giram yang lebih ekstrem. Namun, tak perlu khawatir. Nakhoda sangat paham dengan medan yang ia lalui.

Lantaran, sebelum menghadapi giram, satu nakhoda maju ke depan longboat. Menggunakan sampan dan memberi kode kepada nakhoda lainnya yang memegang pedal gas untuk melalui giram. Tiba di Desa Sumantipal wisatawan disambut dengan warga setempat dengan pakaian khas suku Dayak Agabag. Jembatan panjang yang dihiasi merah putih. “Motoris-nya hebat, terima kasih Pak Diso. Dan longboat yang mendampingi kami motoris-nya hebat-hebat. Pak Wakil Ketua DPRD Kaltara Andi Akbar menyampaikan motoris tutup mata juga sampai Pak, mereka sudah hapal,” kisah Gubernur Kaltara, Drs. H. Zainal Arifin Paliwang mengawali ceritanya ke salah satu titik perbatasan itu. (***/bersambung)

 

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X